53: SAMPAI BERTEMU LAGI!

101 22 7
                                    

Satu minggu berlalu semenjak pertemuan mereka di Masjid Kampus. Kalau ada di kondisi biasa, kenal hanya satu minggu rasanya begitu singkat. Tapi karena kondisi yang berbeda dimana mereka harus saling bergantung dengan 'orang asing', satu minggu bukan waktu yang sebentar. Apalagi mereka menghabiskan waktu 24/7 bersama-sama.

Vero dan Vera udah pulang dari pusat medis. Kondisi mereka membaik. Vera sih udah sembuh. Kalau Vero masih suka rebahan dan jahitannya masih sering sakit. Tapi gapapa sih, sakit jahitan doang gak seberapa daripada sakit pas Yudha pergi.

AH ELAH ELU pakai diingetin segala.

Setelah ayahnya Dai mengurus izin khusus, satu per satu dari mereka mulai dijemput keluarga masing-masing. Yang pertama kali pamitan adalah Bulan. Dia dijemput oleh tentara yang bertugas di camp area Depok. Karena yang jemput bukan keluarga, perpisahan mereka gak begitu lama. Dia cuma pamitan singkat dan berjanji kalau misal nanti mereka bakal ketemu lagi.

"Kak Bulan, kalau udah jadi designer, buatin aku baju nikah ya," pinta Caca.

"Halah bocil. Kayak tau cinta aja segala request baju nikah," celetuk Alvin.

Dih???? Gak terima banget sih????

Bulan ketawa. "Kabarin aja tanggalnya. Nanti aku buatin yang bagus buat kamu."

Bulan naik ke mobil militer. Dia dadah-dadah ke mereka dan secara khusus bilang makasih ke Farel karena selama ini sering menemaninya.

"Ditunggu jas dokternya, Rel."

Farel mengangguk senang. Bentar lagi mereka jadian ini mah. Fix no debat soalnya Bulan udah mulai naksir Farel!!!

"Jaga diri ya, Lan. Kabarin kalau udah sampai."

Setelah itu, mobil militer yang membawa Bulan mulai meninggalkan area tersebut.

Kalau Bulan singkat banget, kalau Dai lumayan lama pamitannya karena orang tuanya ngobrol dulu sama anak-anak dan Kapten Nugraha.

"Makasih Om sudah membantu kita semua mengurus izin penjemputan. Maaf kita jadi merepotkan," ucap Danish.

Ayahnya Dai mengangguk santai. Kayak gak merasa kerepotan sama sekali. "Gapapa. Saya yang terima kasih karena sudah menjaga Dai selama ini."

Mereka semua sadar kalau Dai ini mirip ibunya. Serius dan tegas juga kelihatan pintar. Berbeda dengan ayahnya yang jauh lebih santai. Berwibawa tapi masih bisa diajak becanda. Khas pejabat yang ramah dan suka bersosialisasi.

Mereka asik ngobrol, terutama Danish. Dia ini memang tipe cowok yang disukai bapak-bapak. Cerdas dan memiliki pengetahuan begitu luas. Ngobrolin topik apa aja bakal nyambung.

"Pasti berimbas sampai hubungan politik luar, Danish. Saya lusing memikirkan bagaimana cara kita agar bisa pulih dengan cepat dan memperbaiki semua seperti sedia kala."

Danih mengangguk setuju. Dia sebagai alumni mahasiswa Hubungan Internasional paham banget soal itu. Udah gitu di berbagai sosial media penuh dengan teori konspirasi yang gak benar. Berita miring pun menyebar begitu cepat. Ekonomi langsung anjlok drastis waktu kejadian ini terjadi.

Ada kali ya satu jam keluarga Dai di camp. Ketika mereka masih asik berbincang, keluarga Raka datang. Dan sekarang mereka jadi ngobrol semua deh tuh.

Ayahnha Raka mirip banget sama Raka. Adiknya juga mirip. Tapi mereka berdua lebih gampang bergaul daripada Raka. Apalagi adiknya tipe adik lucu dan suka kurang ajar sama kakaknya.

Rasanya Raka mau menyembelih adiknya saat itu juga!

"Kak Raka mah tipe ceweknya gak masuk akal. Aneh banget deh pokoknya."

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang