10: BERHASIL MELANGKAH

157 25 0
                                    

Kita kilas balik sebentar ke beberapa menit yang lalu—detik-detik sebelum Ayris membunuh monster biadab itu.

Jadi alasan kenapa Ayris tiba-tiba mengikuti Danish dan Reynan bukan karena dia egois seperti yang Amanda katakan. Ayris tuh bukan tipe orang yang kayak gitu—Vero tau persis tentang hal ini. Lagian ya kalau Ayris egois, gak mungkin dia jadi sembrono dengan menerobos bahaya yang jelas-jelas mengancam nyawanya.

Waktu Danish dan Reynan keluar dari pintu samping Graha UKM, secara gak sengaja Ayris melihat ke arah barat laut. Dia melihat monster beruang yang mendadak muncul PADAHAL sebelumnya cuma ada dua monster yang lagi sibuk makan.

Sebelumnya Danish dan Reynan udah ngecek sekitar mereka kok. Dan ya emang aman-aman aja. Mungkin waktu pas mereka jalan baru monsternya baru nongol. Bodohnya mereka gak memperhatikan ke belakang dan cuma fokus jalan cepat ke jembatan penghubung.

Tapi ada yang aneh. Monsternya kok diam aja. Gak langsung menyerang atau mendekat. Cuma melihat ke arah Reynan dan Danish—lebih ke Rey sih kayaknya.

Ayris mulai curiga. Yaudah akhirnya dia bisik-bisik ke Vero buat nyuruh cowok itu menunggu disini dan mengikuti perintah Danish tanpa memberi tau alasan dia mau keluar duluan untuk melindungi Danish dan Reynan.

BENAR AJA TUH. Pas Danish dan Reynan mau lanjut jalan setelah menegur Ayris—padahal mereka lihat ke belakang ya tapi gak sadar dengan keberadaan monster karena mereka lihatnya Ayris yang posisinya di sampimg belakang mepet tembok gedung, bukan di belakang mereka pas—tiba-tiba monster itu lari menghampiri Danish dan Reynan.

Ayris langsung lari untuk melindungi mereka. Sayangnya dia kalah cepat sama si monster yang udah mencakar kaki Rey sampai berdarah. Buru-buru Ayris menendang badan monster supaya menjauh dari badan Rey.

EH malah dia yang jadi sasaran si monster.

Gelud dah sama monster tersebut. Ayris gak pakai senapan karena ingat kata-kata Vero tadi kalau bisa aja monster sensitif dengan suara. Yaudah dia pakai kemampuan bela dirinya aja lah buat melumpuhkan lawan sambil mencoba mengambil pisaunya.

Berkali-kali Ayris mencoba mengambil pisau di samping ranselnya TAPI selalu kehalang sama monster yang nubrukin badannya lebih dulu sampai dia kepental kemana-mana. Belum lagi harus menghindar dari kuku-kuku yang gak begitu tajam tapi bisa membuat kulit robek.

NAH pas si monster kejengkang ke belakang karena tendangan mautnya, Ayris langsung ambil dua pisau di kanan-kiri ransel. Tepat sebelum badan monster menerjang dan menindih badannya, cewek itu mengarahkan dua pisau ke bagian perut dan dada lalu tangannya bergerak merobek kulit monster. Pas si monster berada di atas badannya, Ayris langsung mrncabut dua pisaunya supaya darah yang keluar dari badan monster semakin banyak. Tujuannya tidak lain tidak bukan adalah supaya monster jelek itu kehabisan darah.

Kocaknya tuh Ayris melawan monster beruang tersebut dengan SANTAI sambil misuhin si monster. Kayak, "anjing, mampus lu masuk neraka," gitu SAKING KESELNYA.

Orang mah udah panik ya. Tapi cewek ini kagak ada panik-paniknya sama sekali.

Gitu deh ceritanya guys. Ayris meneritakan semua kronologi itu ke Savina yang sekarang udah pindah gedung tapi masih di fakultas yang sama. Jujur nih yang lemas malah yang diceritain, sementara yang menceritakan mah santai kayak di pantai.

Oke. Sekarang kita ke cerita gimana Savina dan Alvin bisa pindah gedung dari Gedung B ke Gedung C yang mana malah MAKIN JAUH dari FMIPA.

Gapapa yang penting mereka selamat.

Jadi pintu keluar Gedung B yang dilewatin Savina sama Alvin menghubungkan Gedung B dengan Gedung C. Mereka cuma bisa lewat situ karena monster menghalangi jalan mereka di pintu utama. Terbesit rencana mau lewat pintu samping Gedung B sisi satunya—menghubungkan Gedung B sama Gedung A—tapi mereka gak berani ambil resiko yang lebih besar.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang