37: MULAI TAMPAK JELAS

128 23 4
                                    

Malam ini waktunya kerasa cukup panjang dan tenang. Mereka lebih banyak bersantai setelah dari jam tiga dini hari sampai sore tadi berjuang buat bertahan dan bertemu kembali seperti saat ini. Meskipun lagi-lagi mereka harus kehilangan tiga orang dalam satu hari, setidaknya tujuh belas yang dari malam pertama berkumpul masih selamat.

Setidaknya mereka udah berjuang.

Seperti sebelumnya, mereka bergantian buat mandi dan makan malam. Kali ini mereka bahagia luar biasa karena menemukan dispenser yang lengkap sama gula, teh, kopi, dan susu. Mereka juga bisa bikin mie yang sebelumnya mereka ambil dari kantin gedung lain.

"Masih sakit gak, Bang?" tanya Farel. Dia baru aja cek luka dan ganti perban Danish.

"Udah mendingan. Thanks, Rel."

Farel mengangguk. Dia memberikan obat ke Danish buat mengurangi rasa nyeri dan mempercepat penyembuhan luka.

Semoga aja besok Danish udah bisa gelud lagi seperti sedia kala.

Caca menatap sedih pas lihat Farel lagi ngobatin Danish. Biasanya Danish tuh suka ngobrol banyak dan gak mau diam. Pasti cowok itu keliling buat sekedar melihat keadaan. Tapi sekarang dia lihat Danish terduduk lemas dan jarang ngeluarin suara.

"Kak Danish mau aku bikinin minum? Kak Danish mau apa?" tawar Caca.

Danish senyum. "Gak usah, Ca. Makasih ya. Nanti aku buat sendiri aja."

"Gapapa. Tangan Kak Danish kan lagi sakit. Biar aku aja yang buat."

"Nanti aja kalau mau buatin minum Bang Danish, Ca. Kan baru minum obat. Nanti malah menghambat penyerapan obatnya." Kali ini yang jawab Farel.

TAPI disana berkumpul lah sekelompok manusia yang kurang ajar. Pas Caca bangkit mau jalan ke ruang rektor buat bikin minumannya sendiri, para perusuh pada minta Caca buatin minum buat mereka.

"Mending lo buatin gue aja, Ca," ucap Alvin. "Gue mau kopi satu."

Wisnu ikutan angkat tangan. "GUE MAU SUSU PUTIH, CA!!"

Dan yang terakhir, "americano one shot satu!" dari Erlan yang mana pesanannya GAK MASUK AKAL SAMA SEKALI.

Caca MURKA sama mereka bertiga. "APASIH ORANG GUE NAWARIN KAK DANISH!!"

"Tau dah. Pada jahat bener. Kasihan Caca bikinin banyak minuman buat lu semua," bela Vera. Tapi endingnya itu cewek MALAH IKUTAN. Dan mintanya MAKIN GAK MASUK AKAL.

"Gue mau capuchino cincau aja, Ca. Biar gampang."

Vero yang lagi anteng di sebelah Ayris LANGSUNG NGAMUK denger ke-asbunan kembarannya itu.

"LU SAMA AJA SETAN!!" seru Vero penuh dengan emosi. "DIPIKIR WARTEG BAPAK LU???!!!"

"CAPUCHINO CINCAU MANA ADA DI WARTEG TOLOL!!!" jawab Vera gak mau kalah.

Yehhh lu berdua malah berantemin capuchino cincau.

"AH UDAH LAH!!" Caca frustasi. "Kak Danish nanti kalau obatnya udah menyerap, bilang aku aja mau minum apa. Nanti dibuatin."

"Mending lu bikinin gue aja, Ca. Gue mau kok lu bikinin."

Caca menolak dengan keras. "GAK MAU MAS ALVIN!!"

"KOK LU PILIH KASIH SIH, CIL??? GUE KAN JU-"

Belum selesai kalimat Alvin, Ayris udah nyamber duluan. "Punya tangan bikin sendiri!" marah Ayris. Wajahnya serem kayak ibu tiri bawang putih.

Alvin kicep. Dia langsung minta maaf detik itu juga. Vera pun sama. Cewek itu bilangnya cuma becanda doang. Terus Wisnu langsung mlipir ke ruang rektor buat bikin minumannya sendiri.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang