47: BELUM SIAP KEHILANGAN

134 26 8
                                    

Kematian Yudha gak pernah terbayangkan sebelumnya, membuat mereka berenam belas terpuruk bukan main. Sosok Yudha yang selalu menjadi tempat aman setiap anggota terasa hilang begitu aja. Banyak dari mereka yang menyesal, marah, kecewa, menyalahkan diri, dan masih gak terima sama apa yang baru aja terjadi.

Semesta terlalu cepat memanggil Yudha pulang.

Saat ini mereka udah ada di gedung LPPMP. Tadi sebelum masuk gedung, mereka sempat melawan beberapa monster yang gak begitu berbahaya. Meskipun begitu, banyak dari mereka yang terluka karena gak fokus dan kehabisan energi.

Savina masih berada di pelukan Ayris. Dia udah gak menangis kencang seperti tadi. Tapi isakan tangisnya masih terdengar jelas.

Matanya tertutup. Tapi dia gak tidur. Pikirannya terlalu penuh sama kejadian mengerikan yang merenggut nyawa laki-laki yang paling dia sayang setelah Papa.

Yudha nih lagi-lagi gak menepati janjinya ke Savina. Padahal kemarin udah bilang mau ketemu Papa, tapi malah ketemu Tuhan.

Awas aja kalau mereka nanti dipertemukan lagi. Savina gak mau ngomong satu tahun!

Tangis Ayris cuma sebentar. Dia kesal sama Yudha. Kayak kenapa sih dari sekiam banyak orang, lagi-lagi Yudha yang harus berkorban? Emang hidup cowok itu cuma buat berkorban buat orang lain apa gimana?

Ayris juga kesal sama dirinya. Kenapa gak dia aja tadi yang menyelamatkan Savina? Kenapa harus Yudha lagi sih? Dia juga mampu menyelamatkan Savina dari monster itu.

Kenapa Yudha terus yang harus kesiksa? Bahkan dari sebelum cowok itu lahir sampai detik-detik kematiannya—dibakar hidup-hidup pasti sakit rasanya—kenapa harus menyakitkan buat dijalani?

Erlan menghampiri Ayris dan Savina setelah menenangkan Vera yang gak kalah berantakannya. Cowok itu cuma duduk di sebelah Ayris buat bantuin jaga Savina. Dia gal ngelakuin apa-apa selain diam anteng sambil merasakan suasana duka di antara mereka. Ekspresi wajah yang biasanya datar terlihat sedih.

Erlan juga sempat nangis. Tapi gak selalu nangis dalam waktu yang lama. Kadang-kadang muncul dan cuma sesaat aja. Setelah beberapa tetes air mata, dia kembali diam. Selang beberapa menit air matanya muncul lagi.

Di pojok sana ada Bulan yang lagi melamun. Dia ingat dengan jelas pemandangan Yudha ditarik sama monster Kraken. Dia juga lihat bagaimana orang-orang disekelilingnya kesakitan melihat adegan tersebut.

Selama ini yang bisa menyembuhkan dia cuma Yudha dan sekarang cowok itu pergi. Terus siapa yang bisa bantu dia berdamai sama traumanya? Siapa yang rela mendengarkan dia dan bilang kalau apa yang dia lakukan tuh udah bener?

Siapa yang membela dia ketika semua orang memusuhinya?

Bulan punya Farel kok. Bulan masih punya Farel yang bakal masang badan buat dirinya.

Gak jauh dari Bulan, ada Farel yang juga bengong dan menatap jauh ke sembarang arah. Setelah Rio dan Benny, kenapa lagi-lagi dia kehilangam Yudha yang merupakan orang terdekatnya? Kenapa dia gak bisa menyelamatkan mereka bertiga? Kenapa cuma dia sendiri yang berhasil selamat?

Kemarin Yudha menitipkan pesen ke Farel untuk selalu ada buat mereka. Yudha bilang Farel harus jadi dokter yang siap sedia mengobati mereka semua kalau ada yang luka apa sakit. Yudha juga bilang Farel harus selamat karena gak ada lagi dokter yang bisa menyelamatkan mereka selain dirinya.

Farel gak sadar kalau pesan tersebut merupakan pesan terakhir Yudha untuk dirinya.

Arjuna masih diam sambil mengamati beberapa dari mereka. Ada rasa bersalah dalam benaknya. Dia lupa kalau Kraken punya tentakel-tentakel tersembunyi di bawah badan besarnya. Gak sebesar tentakel yang kelihatan, tapi kuatnya sama.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang