26: ANGGOTA BARU

119 19 0
                                    

Selain Erlan dan Yudha yang peka kalau Savina lagi gak baik-baik aja, ternyata ada Danish yang turut merasakan perbedaan itu. Tadi Danish sempat menanyakan keadaan Savina ke Ayris. Dia mau tanya Savina langsung tapi gak enak. Bukan gak enak sih, melainkan belum menemukan waktu yang tepat aja.

Ayris menyuruh Savina berbicara dengan Danish. Kasih tau apa yang dirasa supaya cowok itu gak khawatir. Bukan maksud apa-apa. Karena Danish ketua tim jadi dia harus tau keadaan anggotanya gimana. Apalagi Danish kenal akrab sama Savina.

"Bilang aja kalau mulai capek. Tadi Kak Dan khawatir banget sama lo," ucap Ayris.

"Iya. Nanti gue ngobrol sama dia deh," jawab Savina.

Tiba-tiba kepala Ayris terbesit sesuatu. Dia berkata, "lo kenapa gak jadian sama dia aja daripada sama Yudha?" yang membuat Savina terheran-heran. "Bahkan dia lebih perhatian dari Yudha, lebih bisa menyampaikan perasaannya, dan lebih dewasa."

Savina malah ketawa. "Gak lah. Gue nganggap dia sebagai bokap kedua gue dari jaman masih jadi stafnya sampai sekarang."

Lagi-lagi kepala Ayris muncul ide lain. "Bokap pertama boleh?" tanyanya serius.

"Papa?"

Ayris mengangguk.

"Boleh apa?"

Dengan polosnya Ayris bilang, "boleh gue pacarin?"

MAK JDER GAK TUHHH. Kek??? Maksud???

"GAK ADA!! BOKAP GUE TERLALU TUA ANJIR!!" seru Savina gak terima. "Lo mending cari cowok muda, cakep, dan kaya raya kayak Vero."

"Tapi bokap lo lebih menggoda."

Savina udah gak habis pikir sama jawaban Ayris. Kenapa ya sahabatnya ini sangat amat mengagumi Papa yang NARSIS itu????

"Kalau gak Erlan aja sana. Dia masih jomblo dari lahir."

Ayris MAKIN GAK MAU. "Mukanya plonga-plongo."

Eh itu mulut bisa di filter gak???

"Gimana pun Erlan banyak yang suka ya, Ay. Muka yang lo bilang plonga-plongo aslinya ganteng mirip Leornado DiCaprio. Jangan salah, dia idaman cewek-cewek Archery!"

"Ganteng tapi bego."

ELAH MULUTNYAAA.

"Kalau ngomong di-filter dulu coba," tegur Savina.

"Udah gue filter," jawab Ayris. "Kalau belum, gue bilangnya tolol banget bukan bego lagi."

Dahlah Savina capek.

Mereka bertujuh belas dengan sibuk mempersiapkan diri karena sebentar lagi akan melanjutkan perjalanan mereka ke UPT Bahasa dan Fakultas Teknik. Mereka sepakat gak ada istirahat di UPT Bahasa kecuali ada hal urgent yang mengharuskan mereka berhenti. Sebagai gantinya, mereka akan istirahat di Teknik setelah menemukan orang-orang yang Savina temui kemarin.

Oh iya, tadi waktu istirahat mereka gunakan juga untuk belajar gelud. Khususnya mereka yang gak ada bekal bela diri sama sekali atau yang kemampuannya masih kurang seperti Arjuna, Bulan, Dai, dan Caca.

Alvin secara eksklusif mengajari bocil kemarin gelud dengan teknik-teknik sederhana. Dia juga mempraktekkannya dengan pisau maupun pedang karena Caca membawa dua senjata itu.

Meskipun gak jago banget, tapi Alvin masih bisa lah mengajari hal-hal dasar bela diri.

"Bisa gak, Cil?" tanya Alvin.

"Susah, Mas Alvin."

"Lu gimana sih. Anak olahraga kagak bisa bela diri."

"Lo aja anak teknik sipil belum tentu bisa bikin gedung DPR!!" balas Caca yang membuat Alvin ingin mencubit ginjal cewek itu.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang