34: BERANTAKAN

119 22 0
                                    

Semuanya berantakan. Kino yang tau Laras ditinggalkan oleh Danish, Farel, dan Bulan marah besar. Ditambah lagi fakta bahwa Arum menjadi salah satu korban keganasan monster.

Keadaan grup chat mereka memanas. Kino gak terima karena Laras ditinggal gitu aja. Padahal di awal Danish bilang akan menyelamatkan mereka. Tapi apa sekarang? Laras malah ditinggal bersama kawanan monster ketika cewek itu sedang gak baik-baik aja.

Kemarahannya semakin memuncak begitu tau Arum tertusuk monster ikan sword di Kantin Vokasi ketika cewek itu sedang bersama tiga lainnya. Yudha udah menjelaskan kronologinya seperti apa, tapi tetap aja Kino merasa yang salah mereka, bukan kedua temannya.

Sekarang Kino resmi left dari grup. Dia yang masih di FISIP sama yang lainnya segera bangkit dan menenteng tasnya. Gak lupa sama persenjataan yang Amanda kasih di hari sebelumnya.

Matanya memerah. Kelihatan jelas emosi yang membuncah dari ekspresi wajahnya.

"No, kita kumpul dulu sama yang lain buat selesain semuanya langsung," kata Reza berusaha menahan Kino yang mau pergi sendirian.

Kino menepis tangan Reza. Dia menatap cowok itu dengan tajam. "Lo tau, Bang? Gue mati-matian nyelamatin teman-teman gue di Teknik kemarin dari serangan monster. Cuma dua yang bisa gue selamatin. Dan lo semua bisa-bisanya bunuh teman-teman yang udah gue selamatin mati-matian?"

"Lo salah paham. Kita gak bunuh Laras dan Arum. Keadaannya mendesak, No," balas Reza.

"Mendesak? Bukan mendesak tapi lo semua yang kurang berjuang. Lo semua cepat nyerah sama keadaan Laras dan gak bisa nahan Arum!"

Caca udah mau nangis. Dia sedih Laras dan Arum gak selamat dan juga sedih karena melihat pergeludan di hadapannya itu.

Kino tersenyum miring. Dia menatap wajah mereka satu per satu. "Gue tandain lo semua. Semoga lo semua mati mengenaskan dimakan monster!"

Kino berlalu. Erlan sempat ikut menahan Kino. "Lo mau kemana? Pergi sendirian di situasi kayak gini gak bikin lo selamat."

Sama kayak Reza, tangan Erlan ditepis gitu aja sama Kino. Cowok itu semakin marah karena kata-kata Erlan seolah meremehkan kemampuannya.

"Nyusul Laras," jawab Kino. "Lo pasti gak ada yang mau kan? Makanya gue jalan sendiri."

"Gak bisa, No. Laras mungkin udah gak selamat." Reza masih mencoba menahannya.

"Lo bilang gak selamat karena lo yang bunuh."

EH ANJIR. Avin emosi mampus. Apa sih ini orang? Mereka anteng mukbang di FISIP tiba-tiba dicap pembunuh.

"Jaga omongan lo ya. Kalau gak kita selamatin mungkin lo udah mati di Teknik kemarin anjing!" seru Alvin penuh emosi.

Kalau udah gak waras, mungkin Kino akan membunuh mereka dengan senapan yang dia pegang. Cuma karena dia masih warasan dikit makanya dia memilih menyimpan amunisinya untuk menyelamatkam Laras di LPPH dan survive sampai ada yang menjemput mereka.

"Kalau gak ada gue juga lo udah mati kemarin!"

WISNU YANG SEKARANG EMOSI MAMPUS. Dia mau menghajar Kino tapi ditahan sama Caca yang udah mulai nangis.

"Pantes monster itu nyerang manusia. Kelakuannya biadab semua!" seru Kino terakhirnya kalinya. "Manusia egois kayak lo semua pantesnya mati!"

Setelah itu, Kino lari menuju LPPH dimana Laras ditinggalkan oleh Danish, Farel, dan Bulan.

Reza sempat lari menyusul Kino. Dia masih mau membujuk dan menahan cowok itu untuk gak mengambil keputusan dalam keadaan emosi. Tapi gak lama Erlan menyusul Reza dan memintanya berhenti.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang