33: DUNIA TEMPATNYA BELAJAR 2

129 21 6
                                    

Tim Raka menyerang monster sesuai instruksi yang diberikan Arjuna. Monster yang bentuknya seperti venus itu namanya Venus Flytrap Anemone. Warnanya campuran kuning dan oren. Kalau Venus Flytrap Anemone yang beneran sih cantik ya. Tapi yang versi monster SANGAT MENYERAMKAN.. Sepanjang tubuhnya banyak bulu-bulu halus yang membuat Vera merinding disko.

Vera bersiap dengan pedangnya. Dia mulai menyabet semua monster venus dalam SEKALI TEBASAN. Gak sekali juga sih. Caranya melawan supaya cepat adalah dengan mengumpulkan monster-monster tersebut jadi satu sebelum dia babat habis.

Gak ada takutnya. Arjuna sampai terheran-heran.

Amanda mendekati Raka. Dia berencana menaruh peledak di tribun penonton.

"Gue aja, Man," kata Raka lalu cowok itu melipir ke tribun penonton sambil menembak monster yang menghalangi jalannya.

Udah pada jago sekarang.

Amanda fokus melawan monster yang lain sambil sesekali menjaga Raka dari jauh. Kadang pakai senapannya untuk melumpuhkan monster beruang yang mendekat ke Raka, kadang pakai pedang untuk motong tangan-tangan monster Dumbo Octopus di hadapannya.

Dah kalau Arjuna jangan ditanya. Dia sebagai pengamat dan pengarah.

Eh tapi jangan meremehkan Arjuna loh. Meskipun gak pernah menyerang, dia juga gak pernah terkena luka. Paling beset dikit karena jatuh. Apa gak keren?

Raka juga mengakui sih kalau Arjuna ini sama kayak Dai. Kemampuan survive-nya patut diacungi jempol.

"Kak Raka ngapain dah?" tanya Vera. Dia baru sadar Raka tiba-tiba berada di tribun penonton sambil mengelusrkan barang yang Vera sendiri kagak tau itu barang apaan.

"Pasang bom," jawab Amanda. Tangannya masih lihai membunuh para monster.

"Hah???" Vera kaget. "Bom apaan?"

Arjuna yang juga mendengar itu pun sama kagetnya.

"Nanti gue jelasin di vokasi."

Amanda rasa, timnya harus tau misinya dan Dimas yang sebenarnya deh.

**

Kalau yang sebelumnya keadaan terkendali. Nah dua sisanya ini bikin pusing kepala. Kayak anjir banget lah para manusia-manusia ini.

Iya, manusia-manusia yang ADA AJA KELAKUANNYA.

Danish, Farel, dan Bulan pusing menghadapi Laras yang kumat lagi. Keadaan cewek itu udah parah. Beberapa kali Laras teriak-teriak dan menjambak rambutnya sendiri. Udah gak bisa dikendalikan sama sekali deh pokoknya.

Mau gak mau mereka menunda perjalanan ke Agroteknologi. Mereka menunggu Laras mendingan daripada nanti kenapa-kenapa dan malah mengancam nyawa mereka berempat.

Sambil menunggu, Danish mengeluarkan peledak dari tasnya dan diam-diam memasang di lobi LPPH. Gak ada yang tau termasuk Farel dan Bulan—sebenarnya Bulan tau tentang peledak tapi gak tau kalau Danish bantu memasang peledak itu.

Selang lima belas menit, akhirnya Laras udah baik-baik aja. Dia kembali diam dan melamun seperti sebelumnya. Nah mumpung Laras baik-baik aja, mereka memutuskan segera pindah ke Agroteknologi.

TAPI waktu mereka mau berangkat, tiba-tiba Laras memukul kepalanya lagi. Kali ini malah membenturkan kepalanya ke dinding. Gak lama dia menangis sambil teriak dalam diam.

Haduh mereka gak tau harus gimana. Yang tau cara mengatasinya hanya Yudha. Selama ini pun kalau Laras kumat—meskipun gak separah dan sesering ini—yang menangani Laras ya Yudha.

Mereka mau telepon Yudha. Tapi gak langsung telepon. Chat dulu karena takut Yudha gak lagi bersembunyi di tempat aman. Tapi mereka gak kunjung mendapat balasan.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang