27: LAB PUSAT

134 22 0
                                    

Laboratorium Pusat memiliki dua gedung yang cukup besar. Kebanyakan punya anak-anak MIPA. Tapi ada laboratorium fakultas lain juga buat penelitian dalam skala besar.

Seperti biasa, mereka dibagi dalam dua tim. Bedanya sekarang ketambahan tiga orang jadi jumlah masing-masing tim ada 10 orang.

Rame ya bun. Udah kayak mau grebek tetangga.

Sebelum berpisah, mereka sepakat untuk kembali berkumpul di gedung yang paling besar. Setelah itu mereka istirahat sebentar sambil berdiskusi langkah selanjutnya yaitu menyebrang ke KOPMA.

Tim Danish yang mendapatkan jatah menyelusuri gedung paling besar senentara tim Raka menyelusuri gedung sebelahnya yang lebih kecil. Monster yang mereka temui di kedua gedung tetsebut hampir sama sih. Gak beda jauh DAN SEMAKIN BANYAK.

Tapi siapa sangka tim Raka harus bergelud dengan monster ikan bersayap tapi sayapnya BESAR BANGET. Monsternya mirip salah satu logo TV nasional Indonesia deh kayaknya.

"Bang, nunduk!" pekik Reza.

Raka reflek menunduk lalu monster itu melintas di atas kepalanya. Sirip monster yang berbentuk seperri sayap itu HAMPIR MENYENTUH KEPALA RAKA.

Gak lama monster lain dengan bentuk yang sama dengan monster tadi ikut melintas melewati sisi kiri Vera menuju Erlan. Cowok itu udah siap meluncurkan anak panahnya.

Meleset. Anak panah itu hanya menyentuh sayap monster. Berbeda dari monster ikan terbang yang mereka temui di Basement Perpustakaan, tubuh monster ini akan kehilangan keseimbangannya ketika salah satu sayapnya rusak.

Monster bersayap itu gak hanya dua, tapi lebih dari lima. Ukurannya besar tapi gak sama satu sama lain. Ada yang besar banget, ada yang lebih kecil. Warna mereka cantik, hijau kebiru-biruan gitu. Sayap mereka tajam. Tadi waktu monster tersebut melewati sisi kiri Vera, sayapmya bersenggolan dengan lengan Vera secara gak sengaja. Akibatnya kemeja Vera yang cukup tebal dan KULITNYA ROBEK.

Eh, berarti kalau tadi Raka gak meneriaki Reza untuk menundukkan, kepala Reza bisa kepenggal sayap monster dong????

Arjuna diam, tapi otaknya sedang bekerja. Dia sedang mengidentifikasi monster tersebut sambil mengingat buku-buku ensiklopedia yang pernah dia baca. Setelah beberapa menit berpikir, Arjuna menghampiri Raka yang sedang sibuk menembakkan peluru ke monster.

Sumpah. Monsternya kenapa GAK MATI-MATI YA????

Baru aja Arjuna hendak berbicara, telinga mereka mendadak sakit akibat teriakan monster yang sedang mereka lawan itu. Suaranya agak samar tapi membuat telinga kesakitan dan setelahnya berdengung.

"Potong sayapnya dan penggal kepalanya!" seru Arjuna sambil menutup kedua telinganya. Jujur nihh daripada teman-temannya, yang lebih merasakan sakit akibat nyaringnya suara monster itu adalah Arjuna

Kupingnya jadi sensitif karena kejadian ini apa ya????

Duh elah ada aja.

Raka gak banyak tanya dan segera memerintahkan anak-anak Fencing untuk memotong sayap dan memenggal kepala monster. Dia juga menyuruh yang lainnya mengeluarkan senjata sedang maupun pisau. Tapi khusus Erlan tetap menggunakan anak panahnya untuk menyerang dari jarak jauh

"Jangan pakai pisau!" teriak Arjuna ketika melihat Raka mengeluarkan dua pisaunya. "Bisa kena duri di sekitar insangnya. Pakai pedang!"

Arjuna memberikan pedangnya ke Raka dan dia menyuruh Caca memberikan pedang yang cewek itu bawa ke Vero. Erlan dan Farel biar pakai panah dan senapan. Kalau Kino lebih fokus menjaga Laras daripada melawan monster.

"Sini, Ca," kata Arjuna. Suaranya kecil hampir gak kedengeran.

Caca menghampiri Arjuna di pinggiran gedung. Dia sambil menjaga sekitar meskipun senjata yang tersisa hanya pisau. Paling gak ada Arjuna yang memegang senapan. Meskipum hak dipakai sih, tapi gapapa buat jaga-jaga. Siapa tau suara yang mereka dengar tadi mengundang monster lain datang.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang