24: PERPUSTAKAAN

118 19 0
                                    

Tiga cupid kita benar-benar jago dalam membidik ya ternyata. Even Alvin yang kelihatannya main-main doang aja ahli membunuh monster menggunakan panahnya. PADAHAL TADI KETAKUTAN.

Mereka bertiga memang ace nya anak-anak Archery sih. Ingat gak yang mereka panah tapi anginnya kencang dan arahnya gak menentu? Nah mereka bisa memanah meskipun di keadaan buruk sekali pun. Walau gak selalu tepat sasaran, tapi kemampuan mereka udah sebagus atlet beneran.

Pintu masuk Perpustakaan dibagi menjadi dua. Satu dari arah selatan, satunya utara. Halaman Perpus juga masih terhubung sehingga antar kelompok masih bisa lihat satu sama lain. Cuma ya itu, yang satu fokus melawan monster di pintu utara, satunya lagi di selatan.

Ayris dan Savina kalau disatuin udah jadi paket kombonya tim. Yang satu membawa senapan, satunya panahan. Ayris menyerang monster disisi kanan, Savina menyerang monster disisi kiri.

Udah gak terhingga monster yang berhasil Ayris taklukkan. Kecepatannya meningkat, instingnya semakin kuat, dan skill membidiknya semakin bagus. Gak ada satu pun monster yang dia lewatkan.

Savina gak jauh berbeda. Anak panahnya jarang meleset. Setelah berhasil memanah monster di depan, dia berpindah haluan untuk memanah monster di sampingnya. Cewek itu gak mengizinkan para monster untuk mendekat.

Instingnya kuat makanya selalu sasar kalau ada monster yang mendekat. Ya gimana ya, bapaknya dulu pernah mengajari dia untuk selalu waspada dengan sekitar.

Musuh selalu datang dari arah yang gak terduga. Makanya kita harus siap siaga dengan sekeliling kita.

Alvin dan Wisnu juga kombo sakti tim. Semenjak Wisnu menolong Alvin, mereka jadi sering bekerja sama untuk melawan monster supaya monster itu lebih cepat dilumpuhkan.

Alvin yang bagian memanah dari jarak jauh sementara Wisnu mendekati monster dan menusuk atau menebas bagian tubuh si monster. Lalu ketika Alvin memanah dan ternyata monsternya belum mati, Wisnu langsung maju untuk menebas badan monster. Lalu ketika berhasil, mereka berdua selebrasi.

Senang banget lu berdua. Sampai lupa kalau mereka lagi berhadapan dengan situasi berbahaya.

Yudha gak terlalu banyak gerak. Salah satu faktornya karena tas yang dia bawa lumayan berat. Dia pakai senapan unuk melumpuhkan lawan. Sesekali dibantu Savina dari jarak jauh atau Wisnu yang kebetulan ada di deket dia. Meskipun gitu Yudha jago bela diri guys. Dia gak cuma menembak monster, tapi juga memukul dan membanting monster tersebut meskipun membawa tas berat.

Sabuk hitam taekwondo cuy. Gak usah diragukan lagi.

Amanda jalan sendiri. Dia gak menyatukan kekuatan sama siapapun. Pokoknya serang monster pakai caranya sendiri dah.

Danish yang berkorban melindungi Bulan dan Dai. Bulan masih takut melawan dan Dai malah diam gak ngapa-ngapain. Cewek itu lebih banyak menghindar dan bersembunyi.

Tapi Danish akui cara Dai survive bagus. Cewek itu berhasil bertahan dengan kemampuan analisisnya.

Kita lihat ke tim lain.

Raka udah mirip kayak James Bond. Gelud, menggelinding di atas tanah, lalu menembak dengan senapannya. Dia sering melakukan hal tersebut. Kadang dia melompat dan memgeluarlan pedangnya untuk membunuh monster-dia beralih ke pedang soalnya lebih mantap aja gan.

Farel lebih banyak diam di tempat tapi tangannya aktif menemvak musuh. Dia hanya memutarkan badan supaya dapat melihat sekelilingnya.

Mau sih gerak kesana-kesini sambil menggelinding seperti Raka, tapi gak bisa. Sama kayak Yudha, dia membawa tas medis yang berat. Ditambah dia gak ada kemampuan bela diri sejago Yudha. Jadi ya susah bagi dia untuk bergerak bebas dan lincah kayak anggota lain.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang