6: PERENCANAAN AWAL

172 26 1
                                    

"ANJING!!" pekik Wisnu waktu dia melihat Amanda dan Bulan masuk ke ruang anggar dengan penampilan yang BERANTAKAN. Apalagi pas sasae kalau baju mereka berdua penuh sama darah. GAK PENUH SIH. Ya kayak bercak gitu lah. Tapi khusus Bulan emang lumayan banyak. Apalagi bajunya warna terang. Makin kelihatan jelas.

Reza menghampiru Amanda dan Bulan yang terduduk di dekat pintu masuk. Mereka udah kayak orang sekarat.

"Lo gapapa, Man?" tanya Reza. Wajahnya khawatir.

Amanda cuma ngangguk. Dia masih mencoba mengatur napasnya.

Reza bangkit untuk mengambil dua botol air mineral dan memberikan botol tersebut ke dua cewek tersebut, sementara Wisnu masih shock di tempat.

Ketika mulai tenang, baru tuh Reza bertanya ke Amanda apa yang terjadi.

"Masa lo gak tau?" tanya Amanda. Cewek itu ngelanjutin, "di luar keadaannya udah gak beraturan dan lo sama Wisnu masih santai disini?"

Emosi Wisnu tersulut mendengar Amanda yang SOK BANGET ITU. YA DIA MANA TAU DI LUAR ADA APAAN ANJIR. Orang daritadi sibuk main anggar sama Reza kok. Udah gitu posisi mereka di lantai dua, suara di luar gak kedengeran sampai dalam gedung. Bukan salah dia dong kalau dia gak tau??

Reza lebih bisa mengontrol emosinya. Dia mengintip ke luar jendela ruang anggar dan mendapati beberapa makhluk aneh sedang memakan tubuh manusia. Gak cuma itu, dia juga melihat orang-orang pada lari-larian sementara di belakang mereka banyak makhluk aneh yang mengejar. Beberapa kendaraan kelihatan terparkir sembarangan di sekitar jalanan. Pohon-pohon banyak yang tumbang.

Benar apa kata Amanda, keadaan di luar sana udah kacau banget.

Wisnu yang ada di sebelah Reza juga ikutan kaget luar biasa. Dia ambil handphone-nya untuk mencari informasi di semua tempat yang bisa dia jangkau. Mulai dari grup jurusan sampai grup keluarga.

Reza pun melakukan hal yang sama. Dia kan sayang keluarga banget ya. Pokoknya separuh hidupnya ada di keluarga. Apalagi sama mamanya. Otomatis kontak pertama yang dia cari adalah mamanya.

Untung keadaan di Jakarta masih aman. Dia juga mencoba menghubungi pacarnya yang kuliah di Depok juga aman soalnya pacarnya emang lagi pulang ke Jakarta. Coba kalau masih di Depok, Reza bakal LEMAS detik itu juga. Secepat kilat dia akan menghampiri pacarnya, gak peduli apapun yang dia terjang.

Kalau Wisnu gak bisa mengabari keluarganya. Soalnya rumah Wisnu tuh masih di Bogor tapi bagian yang dekat Tangerang Selatan. Kayaknya sih kena juga ya tapi gak tau dah. Semoga aja keluarganya gapapa ya.

Semoga.

Amanda menyuruh Reza dan Wisnu merapat ke tengah. Dia harus menyampaikan sesuatu setelah tadi sempat chat pacarnya minta klarifikasi tentang senjata dan apa yang bakal dia hadapi kedepannya. Terus ada beberapa pesan Dimas yang juga harus disampaikan dan pesan itu amat sangat penting.

"Dimas udah naruh banyak senjata di gudang graha deket pantry bersama. Katanya dia bakal jemput kita secepatnya. Paling gak kita harus ke gerbang depan kampus supaya Dimas bisa gampang jemputnya. Meskipun belum tau kapan pastinya, tapi kita harus gerak secepat mungkin," jelas Amanda dengan wajah serius.

Reza yang tadi udah pasrah bakal mati, akhirnya punya secercah harapan. Duh untungnya ada Amanda ya disini yang mana pacarnya anak tentara. Coba kalau enggak, dia pasti bakal mati disini.

"Tapi Dimas nitip sesuatu ke gue dan gue harus melakukan hal ini."

"Apa?" tanya Reza, sementara Wisnu dan Bulan masih diem nyimak. Wisnu pikirannya agak bercabang mikirin keluarganya. Kalau Bulan emang daritadi tatapannya kosong. Gak tau dah apa yang cewek itu pikirin.

BACK TENSION, RELEASE! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang