Bab 1

66.4K 3.2K 73
                                        

Revan mulai membuka matanya. Mencoba untuk duduk walau badannya terasa kaku. Ia mulai melihat sekelilingnya.

'Ini...di rumah sakit?' batinnya dengan wajah datar

Cukup lama ia melamun, hingga ia tersadar ketika mendengar suara pintu yang terbuka. Masuklah pasutri yang terlihat masih muda walau pun umurnya sudah tua.

Sang wanita langsung berlari ke arah Revan dengan mata berkaca kaca.

"Al.." Ucapnya sambil memeluk erat Revan

Revan hanya memandang datar.

"Hiks...mas panggil dokter!" Ucap wanita itu

Pria tadi hanya menganggukk dan memencet tombol di samping brankar.

Tak lama, dokter datang dengan tergesa gesa. Dokter itu dengan segera langsung memeriksa keadaan Revan.

Setelah memeriksa dan sedikit bertanya pada Revan, ia akhirnya mengangguk mengerti.

"Maaf tuan, nyonya, sepertinya tuan muda Revan mengalami amnesia" Ucap dokter itu

Mendengar itu, wanita tadi langsung syok. Pria tadi langsung menenangkan sang istri.

.

.

"Yasudah...kita perkenalan lagi ya? Nama mommy Syifa Ara Veranzo, panggil mommy Syifa. Itu, daddy kamu, namanya Alexo Efan Veranzo, panggil daddy Alex. Dan kamu, Revandra Alfan Veranzo. Putra sulung kami, kami dan yang lain biasa panggil kamu Al" Syifa menjelaskannya sambil tersenyum

Revan hanya mengangguk dengan wajah datar.

'Huft...rupanya sifatnya gak berubah' batin Syifa dan Alex

Beberapa saat kemudian, masuk 3 pemuda, wajah mereka datar. Mereka berjalan ke arah brankar Reuvan.

"Nah...mereka bertiga itu adik kamu. Adik pertama kamu namanya Arfan Zai Veranzo, umurnya 1 tahun di bawah kamu. Terus itu si kembar Aron Ryan Veranzo lebih tua 5 menit dari Arza Rayan Veranzo, umur mereka 2 tahun di bawah kamu" Jelas Syifa

Tiga pemuda tadi yang heran dan bingung hanya mengangkat alisnya.

Alex yang mengerti langsung berucap dengan singkat dan jelas.

"Amnesia"

Mereka bertiga langsung mengangguk mengerti.

Revan hanya diam melamun.

'Transmigrasi?' batinnya

"Melamun huh?" Ucap Arfan dengan datar

Revan langsung tersadar dari lamumannya. Ia kemudian menggeleng pelan dengan wajah yang masih datar.

"Sudah...Al, kamu istirahat lagi ya?" Ucap Syifa

Revan hanya mengangguk. Ia pun mulai merebahkan kembali tubuh nya dan perlahan mulai tertidur.

"Daddy harus hukum orang sialan itu" Ucap Aron dingin

"Itu sudah pasti boy.." Ucap Alex dengan wajah datar

.

.

Revan terbangun ketika mendengar pembicaraan.

Dapat dia lihat kedua adik kembar? nya itu sedang sibuk adu mulut. Entahlah karena apa.

Ia hanya diam sambil memikirkan pertemuannya dengan pemilik tubuh yang ia tempati sekarang.

Flashback

Revan memandang sekitar. Kemudian kembali melihat ke arah danau di depannya.

Tiba tiba, seorang pemuda duduk di sampingnya. Ia hanya acuh tanpa peduli sama sekali.

Hening beberapa menit.

Hingga pemuda tadi mulai angkat bicara.

"..lo gak kaget?" Tanya pemuda itu, yang tak lain adalah Revan yang asli

"Buat apa?" Revan bertanya balik

"...emang lo mau tetep ada di tubuh gue? Lo gak keberatan kalo gue minta tolong sama lo?"

Revan terkekeh kecil mendengar itu.

"Dengan satu syarat...gue boleh lakuin apapun yang gue mau" Balas Revan

Revan asli terdiam, kemudian mengangguk.

"...gue suka ngomong sama lo...entah kenapa, gue ngerasa bebas ngomong panjang lebar ke lo" Ucap Revan asli

"Hm...sama sih, gue juga. Udah lama gue gak ngomong bebas kaya gini"

Revan asli terdiam.

"..gue panggil lo Alfan aja ya? Biar gak ribet manggil...nama depan kita kan sama" Ucap Revan

Alfan mengangguk.

Suasana kembali hening kembali.

"Gue titip keluarga gue ya? Gue tau kemampuan lo...setidaknya lindungi mereka tanpa mereka tau" Ucap Alfan tiba tiba

Revan sempat terdiam.

"Kenapa gak lo aja?" Tanya Revan

Alfan tersenyum tipis.

"Karena gue gak bisa nempatin tubuh gue lagi. Gue harusnya udah mati karena kecelakaan. Tapi gue minta biar ada jiwa lain yang masuk ke tubuh gue, dan rupanya itu lo" Jelas Alfan

Revan hanya mengangguk mengerti.

"Gue mohon...lo jaga mereka ya?" Ucap Alfan

Revan terdiam, kemudian mengangguk perlahan.

"Hanya sebagai penepat janji, bukan pengganti lo" Ucap Revan

Alfan mengangguk mengerti.

"Udah waktunya lo balik, ikutin cahaya itu" Ucap Alfan

Revan hanya mengangguk dan mulai berjalan ke cahaya yang ditunjuk Alfan dan perlahan masuk ke dalam cahaya itu.

"Semoga lo bisa dapetin kebahagiaan lo.." Ucap Alfan

Flashback off

Revan tersadar ketika ada yang menepuk pundaknya.

Ia melihat daddy nya yang barusan menepuk pundaknya. Terlihat juga Syifa yang memandangnya khawatir. Serta 3 adiknya yang juga memandangnya khawatir.

"Kamu kenapa Al? Dari tadi dipanggilin.." Tanya Syifa khawatir

Revan hanya menggeleng pelan.

"Gapapa" Ucap Revan

Yang lain menghela nafas panjang.

"Yaudah...kamu makan dulu ya?" Ucap Syifa

Revan hanya mengangguk. Syifa pun mulai menyuapi Revan.

.

.

Jangan lupa vote..

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang