.
.
.
.
Setelah selesai berbicara dengan Rendy dan yang lain, Revan memutuskan untuk pergi ke rumah sakit tempat Razfan, Zaru, dan Rezfi berada.
Begitu sampai di ruang rawat mereka, Revan menatap sendu.
Ruang rawat mereka memang dijadikan satu, agar Revan maupun keluarganya yang akan berkunjung lebih mudah melihat mereka.
Revan menghampiri Razfan. Dilihatnya kakak sepupunya yang sudah ia percaya untuk menjadi yang tertua.
"Kenapa belum bangun? Ini udah 1 minggu sejak kejadian itu...gak kangen gue?" Ucap Revan
"Orang yang udah misahin kalian sama mami dan papi, kembali lagi. Kalian gak mau bales dia? Masa gue sendiri? Kalian gak mau nolong adik kalian ini?" Revan menghela nafas ketika dadanya terasa sesak
"Jangan lama lama ya tidurnya? Kalian harus bangun, jangan tinggalin gue lagi.."
Revan mendongak agar air matanya tak turun. Ia tidak boleh lemah seperti ini.
Setelah puas berbicara dan menatap mereka bertiga, Revan berdiri dan meninggalkan ruang rawat itu.
Revan memutuskan untuk tidak kembali ke mansion. Itu akan membuat keluarganya terluka, jadi lebih baik ia menghadapinya sendiri.
Ponselnya berbunyi.
Rendy
"Lo di mana?"
"Rumah sakit"
"Masih jenguk sepupu lo?"
"Ya"
"Cepetan, dia mulai nyerang orang orang kita"
"Gue ke sana"
Read
.
Tak lama, ia mendapat pesan lain.
Satya
"Rev.."
"Lo kemana? Tante Syifa nyariin"
"Sementara, jangan hubungi gue"
"Ini demi keselamatan kalian"
"Lo di mana?"
"Jangan aneh aneh lo Rev!"
"Lo belum pulih!"
Read
.
Revan mengendarai motornya menuju markas Hidden Black.
Beberapa menit kemudian, ia akhirnya sampai.
"Gimana?" Tanya Revan

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Boy [END]
FantasiTentang seorang bernama Revandra Alvaro Bagastra, yang sekarang marga Bagastra itu sudah ia hapus. Pemuda berumur 18 tahun itu memiliki sifat dingin dan datar, serta acuh pada yang menurutnya bukan urusannya. Orang tuanya sudah tidak ada karena kece...