.
.
.
.
Hari sudah sore. Syifa mengajak Revan ke rumah sakit bersama Aland dan Ana.
.
.
"..apa sebelumnya sempat kambuh?" Tanya seorang dokter yang kebetulan bisa berbahasa Indonesia
Revan terdiam. Sedangkan Syifa menatap Revan menuntut jawaban.
Perlahan, Revan mengangguk.
Sedangkan si dokter sedikit menghela nafas.
"Tolong jangan sampai terlambat makan atau makan makanan yang tidak diperbolehkan. Itu bisa berakibat fatal"
Revan hanya mengangguk.
Setelah diberikan resep dan menebusnya di apotek, mereka kembali ke mansion.
Sedangkan di tempat Rendy dan yang lain..
"Maaf tante, tapi Rendy baru aja dapet kabar dari Revan. Katanya dia lagi di Amerika, baru nyampe" Ucap Rendy dengan tatapan bersalah
Wanita itu- Rosa Alinda Jeandra, menghela nafas dan tersenyum.
"Gapapa...tante tau dia pasti juga butuh waktu sama keluarganya yang sekarang" Ucap Rosa
Sedangkan sang suami- Dafin Andar Jeandra hanya menepuk pundak Rosa mencoba menenangkan.
"Kapan dia akan kembali?" Tanya Rosa
"Hm..kurang tau te, Revan ngga bilang apa apa"
"..yaudah, makasih ya...kalo gitu om sama tante pamit dulu" Ucap Dafin
Mereka berdua pun pergi setelah Rendy dan yang lain mengangguk.
Tak lama setelah mereka pergi, Rendy, Anar, dan Anzo menghela nafas lega. Sedangkan Zian hanya memandang datar.
"Lagian si Revan pergi gak bilang bilang" Ucap Anar
"Yaudah sih, udah terjadi juga. Lagian kita gak bisa salahin Revan gitu aja" Ucap Anzo
Hening. Hingga mereka memutuskan untuk melakukan aktivitas masing masing.
.
Kembali ke Revan, kini ia merebahkan diri di kasurnya.
Ia memejamkan mata dan memikirkan bagaimana dan apa yang akan ia lakukan kedepannya.
'Lo ngga ada niatan buat ngasih tau ke keluarga lo?'
Revan kembali membuka mata.
"Susah..gue takut ditolak dan ga dibolehin" Ucap Revan
'Dih...sejak kapan lo jadi overthinking an kek gini?
"Ck...kasih solusi kek.." Kesal Revan
'Lah itu tadi gue ngomong apa?'
Revan menghela nafas.
Ia terdiam beberapa menit, hingga akhirnya ia memutuskan untuk menceritakan ini pada keluarganya setelah makan malam nanti.
.
Seperti biasa, setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang keluarga.
Saat yang lain asyik bercanda dan bermain ponsel, Revan terdiam melamun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Boy [END]
FantasiTentang seorang bernama Revandra Alvaro Bagastra, yang sekarang marga Bagastra itu sudah ia hapus. Pemuda berumur 18 tahun itu memiliki sifat dingin dan datar, serta acuh pada yang menurutnya bukan urusannya. Orang tuanya sudah tidak ada karena kece...