Bab 11

28.7K 1.6K 5
                                        

Baru saja Revan selesai berganti baju, ponselnya berbunyi menandakan pesan masuk.

Rupanya itu adalah salah satu teman Alfan.

Satya

"P"

"Oy"

"Ppp"

"Oy Rev"

"Oyy"

"WOYY"

"Lo mati kah?"

"Oyyy"

"Ap"

"Anying gue spam dari tadi"

"Lo jawab singkat doang?"

"Jahat amat lo"

"Ck ap"

"Mumpung minggu nih"

"Jadi"

"Main"

"Yok"

"Mls"

"Ck..main doang elah"

"Gak akan diculik juga lo"

"Gk mls"

"Yaudah gue yang ke sana"

"Sampe sana gue seret lo"

Read


Revan kembali meletakkan ponselnya.

Ia berjalan menuju meja belajar. Membuka buka laci dan sebagainya, barang kali ada yang penting.

Kemudian, ia berjalan menuju laci nakas. Membuka dari laci atas sampai laci bawah.

Hingga ia melihat di laci bawah, dahinya mengkerut.

'Dikunci?' batinnya bergumam

Ia pun mencari cari kuncinya. Hingga ia meraba raba atas lemari yang biasa di gunakan untuk meletakkan pajangan atau hiasan.

Tangannya memegang sebuah benda. Ia pun mengambilnya, dan benar itu adalah kunci nakasnya.

Ia kembali berjalan menuju nakas dan membuka laci paling bawah dengan perlahan.

Dan begitu terbuka, ia merasa sedikit terkejut.

Isinya apa?

Isinya adalah 2 buah belati, 2 pisau lipat, beberapa pisau yang kecil sehingga bisa di sembunyikan (apa sih namanya? Pokok kaya di cantolin) di pakaian, 3 revolver, dan beberapa berkas berkas. Serta ada beberapa barang dan foto foto yang sengaja di bungkus plastik bening kecil.

(Plastik bening kecil yang biasa di pake polisi atau detektif buat nyimpen barang bukti gitu loh. Ngerti kan? Gak ngerti yaudah ngertiin aja😁)

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang