Bab 43

6.2K 507 5
                                    

.

.

.

.

Setelah 5 hari berlalu, akhirnya empat sahabat itu mulai mencari informasi tentang berkas dan foto foto yang berada di nakas Revan.

Beberapa menit kemudian, mereka terdiam. Sedangkan Revan dan Zian yang entah sibuk meretas apa, mereka menatap Anar dan Anzo seakan bertanya.

"Ini.." Anar tak bisa berkata kata

"Apaan" Ucap Revan

"..mereka yang ada di foto ini...punya hubungan saudara sama keluarga yang dulu nyiksa lo" Ucap Anzo

Revan terdiam, pun dengan Zian.

"Ini pasti ada sesuatu gak sih? Soalnya gak mungkin Alfan bakal nyimpen foto foto kek gini" Ucap Anzo

"Yaudah cari tau aja. Mungkin Rendy bisa-" Anar langsung terdiam

Sepertinya ia harus membiasakan diri.

Setelah hening beberapa saat, Anzo membuka suara.

"Lo gak bisa ketemu sama Alfan?" Tanya Anzo mengalihkan pembicaraan

Revan menggeleng.

"Terakhir kali pas awal awal gue masuk ke tubuh ini" Ucap Revan

"...lo gak bisa manggil dia gitu?" Tanya Anar

"Kalo bisa, dari tadi gue panggil kali" Kesal Revan

"Dih gak usah ngegas juga kali" Ucap Anar

"Lo ngeselin" Ucap Revan

"Kok gue? Gue kan cuma nanya" Balas Anar

"Pertanyaan lo ngeselin" Balas Revan

"Heh! Kok kalian malah tengkar?! Gak lucu sumpah" Kesal Anzo

"Yang bilang lucu siapa?!" Ucap Revan dan Anar bersamaan

"Kalian pada napa sih?" Heran Anzo

"Jangan ribut" Ucap Zian

Seketika, mereka langsung diam.

Beberapa saat kemudian, pintu kamar Revan diketuk. Revan pun berjalan ke arah pintu dan membuka pintu kamar.

"Al...itu ada Sean, Satya, sama Felix nyariin" Ucap Ana

Revan mengangguk.

"Suruh ke sini aja ma" Ucap Revan

Ana mengangguk, setelah itu kembali menutup pintu.

"Itu mereka kita libatin aja gak sih? Gue pernah kepoin data mereka, rupanya salah satu dari mereka juga bisa nge hack dong..terus juga mereka bisa bela diri" Ucap Anar

"Terserah" Ucap Revan

Tak lama, pintu kamar Revan dibuka dengan kencang.

"PAGI SAHABAT KU TERCINTAHH" Seperti biasa, suara Sean membuat mereka menutup telinga

(Hayoo yang kemarin bilang kangen Sean, noh anaknya nongol)

Seperti biasa pula, Satya langsung menjitak belakang kepala Sean dengan kencang.

"Berisik lo!!" Ucap Satya sambil mengelus telinganya yang sedikit berdengung

Sedangkan Felix hanya diam dan menghela nafas pelan.

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang