Bab 47

7K 514 5
                                    

.

.

.

.

.

Selama 1 minggu, Revan mulai kembali meneror keluarga itu. Di mulai dari meretas CCTV, mengirim pesan singkat bahwa ia bisa melihat keseharian mereka, hingga mengirim beberapa paket barang barang yang tentu saja harganya miliaran.

Siapa yang menanggung pembayaran? Tentu saja keluarga itu.

Hingga akhirnya, Revan berhasil mendapat apa yang ia mau.

Kepala keluarga yang kemarin ia serang, mengatakan bahwa akan melakukan apa saja yang Revan mau, asal keluarga mereka terbebas dari teror itu.

Revan tersenyum miring.

Ia meminta untuk bertemu di sebuah gedung tua di tengah hutan 2 minggu lagi.

Kepala keluarga itu menyetujui nya.

.

.

Revan berjalan ke ruang keluarga. Terlihat para orang tua sedang sibuk dengan pekerjaan masing masing.

Sedangkan adik dan abang sepupunya, pergi entah ke mana.

Ia duduk di samping Syifa, membuat mereka semua langsung menatap Revan.

"Ada apa?" Tanya Syifa

Revan sempat terdiam, sebelum akhirnya berbicara.

"...gimana perkembangan kak Razfan, kak Zaru, sama kak Rezfi?" Tanya Revan

Mereka semua terdiam.

"Em...mereka masih koma, belum ada kabar lagi" Jawab Ana

Revan terdiam, ia menatap mereka ragu.

"Ada yang mau diomongin?" Tanya Feyla

"..Al mau ke psikiater" Ucap Revan

Mereka saling menatap, sebelum akhirnya mengangguk setuju.

.

.

.

.

Satu minggu terlewati. Revan mulai bisa mengatasi traumanya.

Tentu saja selain ke psikiater, ia juga mendapat dukungan dan semangat dari keluarganya.

Kini, Revan sedang bermain ponsel di ruang keluarga.

"Gimana? Merasa lebih baik?" Tanya Syifa yang datang bersama yang lain

Revan hanya mengangguk. Sedetik kemudian, ia teringat sesuatu. Ia meletakkan ponselnya.

Mereka menatap Revan.

"Ada sesuatu?" Tanya Damar

"...Al.."

Revan mulai menceritakan apa yang ia lakukan selama dua minggu ini.

"Al, kok kamu malah cari masalah? Jadi ini juga alasan kamu mau ke psikiater?" Tanya Syifa

Revan mengangguk.

"Aduh...kalo kamu kenapa napa gimana?" Tanya Ana

"Ya makanya Al bilang ke kalian" Ucap Revan

"Huft...kayanya papi kamu itu harus tau" Ucap Alex

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang