Bab 31

9.7K 714 8
                                    

.

.

.

.

.

.

Esoknya..

Revan terbangun dan menghela nafas. Entah mengapa ia semalaman tidak bisa tidur dengan nyenyak.

Ia memutuskan untuk mandi dan mengganti baju. Setelah itu turun dan berjalan menuju meja makan.

.

.

Setelah sarapan, Alex memanggil Revan menuju ruang kerjanya. Revan pun masuk ke ruang kerja Alex.

"Ada apa" Ucap Revan datar

Alex membuka beberapa berkasnya, setelah itu memberikan setengahnya pada Revan.

"Tolong cek dan tanda tangani itu. Anggap saja sebagai latihan agar nanti bisa mengurus perusahaan" Ucap Alex dengan enteng

Sedangkan Revan, ia langsung menatap tajam Alex.

(Ya bayangin, lo lulus sekolah aja belum, suruh ngerjain itu)

Sebenarnya Revan bisa saja mengerjakan itu, tapi ini terlalu mendadak. Ia memahami beberapa berkasnya saja belum.

"Kenapa menatap daddy seperti itu? Kerjakan di kamar mu jika memang tidak ingin di sini" Ucap Alex

Revan menghela nafas kasar. Ia langsung keluar dari ruangan itu dan menutup pintu dengan kasar.

Brak!

Sedangkan Alex hanya geleng geleng kepala.

"Padahal itu hanya setengah dari pekerjaan ku" Ucap Alex

(Woy lah berkas lo itu numpuk, setengahnya ya sama aja kek Revan ngerjain hampir semuanya)

Revan membawa tumpukan berkas itu menuju kamarnya.

Begitu sampai kamar, ia langsung menutup pintu dan menaruh berkas berkas itu di meja belajarnya.

Ia membuka beberapa, mengamati dan mulai mengerjakannya dengan tenang.

(Orang pinter emang beda)

.

.

Di tempat lain..

"Ma, ini serius Varo masih ada?!" Ucap bersemangat seorang pemuda, dia anak ketiga atau bungsu dari Rosa dan Dafin, namanya Rezfi Londa Jeandra

Rosa hanya mengangguk.

"Bukankah kita yang melihat sendiri makamnya?" Tanya pemuda lainnya dengan nada dingin, dia anak pertama Rosa dan Dafin, namanya Ornald Razfan Jeandra

"Mama gak lagi bohong buat ngehibur kita kan?" Ucap anak kedua Rosa dan Dafin, namanya Zarunda Evran Jeandra

(Ya emang agak laen nama namanya, tapi sengaja aku bikin lain dari yang lain😁)

Rosa menghela nafas.

"Mana mungkin mama bohongin kalian? Huft..kalian percaya sama yang namanya transmigrasi?" Tanya Rosa

Mereka bertiga saling memandang, kemudian menggeleng.

"Ya itu yang di alami sama Varo" Ucap Rosa, membuat mereka bertiga terdiam

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang