Bab 13

26.5K 1.6K 17
                                        

Saat ini, Revan sedang duduk di sandaran kasur dengan wajah datar. Meski begitu, tubuhnya sedikit menggigil.

'Satyanjing' batin Revan mengumpat saking kesalnya

Pintu kamarnya dibuka. Terlihat Syifa dan Arfan masuk ke kamarnya.

"Sayang...makan dulu ya?" Ucap Syifa

Revan hanya mengangguk pelan. Tapi setelah itu, matanya sedikit melotot ketika melihat makanan yang dibawa Syifa. Revan langsung menggeleng.

"Loh...tadi ngangguk, kok sekarang nggeleng? Ayo makan dulu, biar cepet sembuh" Ucap Syifa

Revan kembali menggeleng.

"Gamau bubur" Ucapnya

Syifa menghela nafas.

"Kalo gak makan bubur, kamu mau makan apa? Dokter bilang, sementara harus makan bubur dulu biar bisa dicerna"

"Makan bang" Ucap Arfan ikut menimpali

Revan kembali menggeleng.

Syifa dan Arfan menghela nafas bersamaan.

Syifa melirik Arfan. Arfan yang mengerti pun mengangguk.

Arfan berjalan ke arah Revan. Dengan cepat, ia langsung memeluk Revan dari samping.

Revan yang terkejut pun mulai memberontak.

"Diem bang, makan bareng" Ucap Arfan

Revan akhirnya hanya pasrah.

Syifa pun mulai menyuapi mereka bergantian. Tapi lebih banyak Revan karena sesekali Arfan menolak dengan tatapan mata.

.

Setelah selesai makan, Revan meminum obat.

"Nah udah, sekarang istirahat dulu biar cepet sembuh" Ucap syifa

Revan hanya mengangguk. Ia mulai merebahkan diri.

.

.

.

Kita pindah dulu ke kamar Satya..

Saat ini, Satya sedang menggigil kedinginan.

"H-hantu sialan emang" Umpat Satya saking kesalnya pada kejadian kemarin

Baru saja ia ingin tidur, ia kembali mendengar suara sialan itu lagi.

"Hihihi...di sini rupanya~"

Dengan perlahan, Satya melihat ke atas. Dan...benar saja, wanita kemarin melayang tepat di atasnya.

"Kenapa mengumpati ku? Aku salah ya?" Wanita itu bertanya dengan nada polos, tapi tak cocok dengan wajahnya yang rusak itu!

Satya terdiam, kemudian dengan refleks langsung berteriak kencang.

"HUAAAA MAMAAAAA SETAAAANNNN"

Seketika itu juga, ia langsung pingsan.

Brak!

Pintu kamarnya terbuka.

"Yaampun sayang!"

.

.

.

Sedangkan di dalam mimpi Revan..

"Hahaha ayo kejar abang!" Seorang anak laki laki berumur 6 tahun berlari

"Ih abang jangan cepet cepet!" Ucap anak laki laki berumur 3 tahun sambil mengejar anak laki laki tadi

"Ayo dek kejarr" Ucap anak laki laki lainnya yang berumur 5 tahun

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang