Saat ini, Revan sedang duduk di sandaran kasur dengan wajah datar. Meski begitu, tubuhnya sedikit menggigil.
'Satyanjing' batin Revan mengumpat saking kesalnya
Pintu kamarnya dibuka. Terlihat Syifa dan Arfan masuk ke kamarnya.
"Sayang...makan dulu ya?" Ucap Syifa
Revan hanya mengangguk pelan. Tapi setelah itu, matanya sedikit melotot ketika melihat makanan yang dibawa Syifa. Revan langsung menggeleng.
"Loh...tadi ngangguk, kok sekarang nggeleng? Ayo makan dulu, biar cepet sembuh" Ucap Syifa
Revan kembali menggeleng.
"Gamau bubur" Ucapnya
Syifa menghela nafas.
"Kalo gak makan bubur, kamu mau makan apa? Dokter bilang, sementara harus makan bubur dulu biar bisa dicerna"
"Makan bang" Ucap Arfan ikut menimpali
Revan kembali menggeleng.
Syifa dan Arfan menghela nafas bersamaan.
Syifa melirik Arfan. Arfan yang mengerti pun mengangguk.
Arfan berjalan ke arah Revan. Dengan cepat, ia langsung memeluk Revan dari samping.
Revan yang terkejut pun mulai memberontak.
"Diem bang, makan bareng" Ucap Arfan
Revan akhirnya hanya pasrah.
Syifa pun mulai menyuapi mereka bergantian. Tapi lebih banyak Revan karena sesekali Arfan menolak dengan tatapan mata.
.
Setelah selesai makan, Revan meminum obat.
"Nah udah, sekarang istirahat dulu biar cepet sembuh" Ucap syifa
Revan hanya mengangguk. Ia mulai merebahkan diri.
.
.
.
Kita pindah dulu ke kamar Satya..
Saat ini, Satya sedang menggigil kedinginan.
"H-hantu sialan emang" Umpat Satya saking kesalnya pada kejadian kemarin
Baru saja ia ingin tidur, ia kembali mendengar suara sialan itu lagi.
"Hihihi...di sini rupanya~"
Dengan perlahan, Satya melihat ke atas. Dan...benar saja, wanita kemarin melayang tepat di atasnya.
"Kenapa mengumpati ku? Aku salah ya?" Wanita itu bertanya dengan nada polos, tapi tak cocok dengan wajahnya yang rusak itu!
Satya terdiam, kemudian dengan refleks langsung berteriak kencang.
"HUAAAA MAMAAAAA SETAAAANNNN"
Seketika itu juga, ia langsung pingsan.
Brak!
Pintu kamarnya terbuka.
"Yaampun sayang!"
.
.
.
Sedangkan di dalam mimpi Revan..
"Hahaha ayo kejar abang!" Seorang anak laki laki berumur 6 tahun berlari
"Ih abang jangan cepet cepet!" Ucap anak laki laki berumur 3 tahun sambil mengejar anak laki laki tadi
"Ayo dek kejarr" Ucap anak laki laki lainnya yang berumur 5 tahun

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Boy [END]
FantasiaTentang seorang bernama Revandra Alvaro Bagastra, yang sekarang marga Bagastra itu sudah ia hapus. Pemuda berumur 18 tahun itu memiliki sifat dingin dan datar, serta acuh pada yang menurutnya bukan urusannya. Orang tuanya sudah tidak ada karena kece...