Bab 36

10.2K 778 9
                                    


.

.

.

.

Lalu...

"Revan lo mau ngapain?!! Taro itu sekarang!" Mereka berempat mendadak penik ketika melihat Revan yang mengeluarkan pisaunya

Revan terus meracau dan mendekatkan pisaunya ke pergelangan tangannya. Ia terus mundur ketika mereka berempat mencoba mendekat.

"Mereka menyiksa...mereka memaksa ku belajar.."

"REVAN JANGAN!"

"Please...jangan ya? Ini Rendy, sahabat lo"

"Gue Anar...lo inget?"

Rendy, Anar, dan Zian mencoba membujuk Revan.

Sedangkan Anzo mencoba menghubungi keluarga Veranzo.

"Ayo angkat tolong.." Gumam Anzo panik

Tak lama..

"Siapa?"

Terdengar suara Alex di seberang telepon.

"Om! Saya Anzo sahabat Revan, bisa tolong ke sini? Revan lagi kambuh! Om cepet om!" Panik Anzo

"Apa?! Saya ke sana. Sharelock"

Tut tut..

Anzo mematikan teleponnya. Ia segera mengirim alamat mereka.

"Rev...tenang ya? Gak ada yang bakal nyakitin lo lagi.." Ucap Anar

Sedangkan Revan, ia terus meracau dengan tatapan kosongnya.

Di mansion utama Veranzo, Alex langsung bersiap begitu menutup telepon dari Anzo.

"Mau ke mana mas?" Tanya Syifa bingung

"Trauma Revan kambuh, mas mau ke sana. Kamu tunggu di sini"

Mendengar itu, mereka semua terkejut.

"Aku ikut mas"

"Gak usah, biar mas sama bang Evan aja"

Akhirnya, Alex, Evan, dan Dafin memang masih ada di sana pun segera pergi.

.

Kembali ke Revan, ia masih terus mencoba menjauh dari Rendy dan yang lain.

"Revan...udah ya? Lo tenang, kita gak akan ngapa ngapain. Kita gak akan ngelukain lo" Ucap Anzo

Bukannya tenang, Revan semakin panik dan akhirnya..

Sret..

"REVAN!"

Benar saja, Revan menggores lengannya, hampir mengenai nadinya.

Mereka berempat panik, apalagi darah mulai menetes deras.

Sedangkan Revan bahkan tidak ada niatan untuk berhenti. Ia kembali menyayat lengannya.

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang