.
.
.
.
.
Revan terbangun ketika mendengar bel pulang berbunyi. Ia memandang datar sekelilingnya, ini masih di uks.
Ia berdiri dan membuka pintu uks, berjalan menuju parkiran sekolah tanpa ada niatan menunggu ketiga adiknya.
Begitu sampai di parkiran, ia menaiki motornya. Kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Arfan.
Setelah itu, ia menghidupkan motornya dan mengendarainya dengan kecepatan rata rata.
Sedangkan Arfan dan si kembar, mereka kelimpungan mencari Revan yang tidak ada di uks.
Tak lama, Arfan membuka ponselnya. Sesaat kemudian, ia terdiam.
"Napa lo?" Tanya Aron yang melihat Arfan terdiam seperti patung
"Bang Revan pulang duluan" Ucap Arfan
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Tak lupa membawa tas Revan yang tertinggal di kelas.
.
.
.
.
.
Setelah makan malam, Revan langsung berpamitan untuk ke kamar duluan dengan alasan lelah dan ingin cepat istirahat.
Begitu sampai di kamar, ia terduduk sambil memegang punggungnya yang semakin terasa sakit.
"Shh.."
'Lo habis ngapain emangnya selama gue tidur tadi?! Kok bisa sampe sakit gitu?!'
"Gatau.."
'Ck...sini gue ambil alih'
"Gak usah"
'Lo jangan keras kepala!'
"Gue gapapa!"
'Lo lupa atau gimana?! Gue juga bisa ngerasain rasa sakit yang lagi lo rasain sekarang!'
Revan terdiam, ia kembali meringis kecil.
"Cariin solusinya kek!"
'Ya solusinya, lo bilang ke keluarga lo!'
"Ck..gak membantu lo!"
'Dibilangin malah keras kepala!'
Beberapa menit kemudian, sakit di punggung Revan mulai menghilang. Ia hanya bisa bernafas lega, kemudian berjalan menuju kasur dan tidur.
.
.
.
.
.
.
Di sebuah tempat..
Revan menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Gue di mana?" Gumamnya bertanya tanya
Hingga ia melihat banyak orang?
"Ih kamu kok lucu banget? Gedenya tetep lucu aja ya?" Ucap seorang wanita pada keponakannya yang masih balita
"Ih jangan...lebih bagus kalo dia jadi cowo cool dan irit ngomong, itu malah banyak yang suka" Ucap ibu dari si balita
"Dih itu mah mau mu, aku maunya dia imut"
"Loh itu kan anak ku. Hayo mau apa?"
"Cih.."
Mereka terus berdebat. Sedangkan yang menjadi bahan perdebatan sibuk bermain dengan anggota keluarga yang lain.
"Ma debay nya gemess" Ucap seorang anak laki laki berumur 5 tahun an
"Emang gemes sayang, itu diajak main gih.."
Si anak mengangguk.
Sedangkan 2 wanita itu malah lanjut berdebat.
Hingga..
BRUK..
"MAMA!!"
"HIKS..AMA.."
PRANG..
Revan menyaksikan semua kejadian itu, hingga akhirnya ia merasa seperti didorong. Ia pun terjatuh, dan terbangun dengan keringat di tubuhnya.
Entah kenapa, tiba tiba air matanya keluar begitu saja. Padahal tak ada sesuatu yang membuatnya menangis. Atau memang karena kejadian itu?
Revan menghela nafas. Ia membuka ponselnya yang terdapat pesan masuk. Tak lama, ponselnya berbunyi.
"Lo kemana anjir dichat kaga dibales?!"
"Langsung inti" Ucap Revan datar
"Huft..besok atau kapan gitu, kalo sempet ke tempat kumpul. Ada hal penting"
"Sekarang?"
"TAHUN DEPAN! BARUSAN GUE BILANG APAAA.."
Revan menjauhkan teleponnya, jika tidak, telinganya akan semakin sakit nanti.
"Ga usah ngegas"
"Ya lo sih ngeselin! Udahlah! Entar kalo lo mau ke sini, kasih kabar dulu, kasih tau dulu"
"Ya"
Setelah itu, Revan langsung menutup telepon.
"Bocah anying" Ucap seseorang diseberang telepon
Sedangkan Revan, ia kembali menghela nafas. Kemudian, ia berjalan menuju meja berlajar. Mengambil alat tulis serta buku kosong.
Setelah itu, mulai menulis apa mimpi yang baru saja ia alami.
.
.
Tak lama, ia selesai.
Karena memikirkan sesuatu, ia malah menulis beberapa kejadian yang ia alami selama ini.
Begitu sadar, ia terdiam. Dengan emosi, ia merobek kertas itu dan membuangnya. Hanya tersisa kertas berisi tentang mimpi yang ia alami.
Cukup lama ia kembali terdiam, hingga akhirnya pintu kamarnya diketuk, ia pun membukanya.
"Loh...belum tidur? Kenapa gak langsung tidur?" Ucap Syifa
Revan terdiam, kemudian menggeleng kecil.
"Belum ngantuk..habis ini Al tidur" Ucap Revan datar
"Cepet tidur, jangan begadang.." Ucap Syifa
Revan hanya mengangguk. Setelah itu, Syifa menutup pintu.
Revan hanya bisa menghela nafas. Ia menutup buku tulisnya dan membereskan semuanya, lalu berjalan ke kasur dan mulai tidur.
.
.
.
.
Jangan lupa votee
(Aku revisi, soalnya makan malam nya dua kali😭)

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Boy [END]
FantasyTentang seorang bernama Revandra Alvaro Bagastra, yang sekarang marga Bagastra itu sudah ia hapus. Pemuda berumur 18 tahun itu memiliki sifat dingin dan datar, serta acuh pada yang menurutnya bukan urusannya. Orang tuanya sudah tidak ada karena kece...