Bab 26

15.4K 1K 8
                                    

.

.

.

.

.

Saat ini, Revan sedang memikirkan kejadian yang selama ini ia alami, dan kejadian yang selama ini Astra alami. Ia mencoba menyandingkan, dan...yang ia pikirkan, kehidupan Astra lebih buruk dari pada dirinya.

Sedangkan Astra yang memang sedari tadi menyimak, mulai membuka suara.

'Lebih buruk hidup lo dari pada gue. Kalo adu takdir, gue rasa takdir lo yang lebih buruk dari gue'

"Justru takdir lo yang lebih buruk. Lo udah ngelewatin semuanya. Di saat lo di siksa dan butuh bantuan, gak ada siapapun yang dateng buat ngebantu lo. Sedangkan gue? Gue masih bisa lo bantu. Bahkan, siksaan yang lo dapet lebih parah dari gue"

'Lebih parah gue? Woy gila lo! Justru lo yang lebih parah! Gue setidaknya dapet lebih dari 25 pukulan sama 5 tamparan perhari, sedangkan lo? Lo dapet lebih dari 30 pukulan dan 10 tamparan perharinya!'

"Tapi lo yang lebih tersiksa. Lo bahkan jarang makan kan?"

'Lo sendiri? Jarang makan juga kan? Jadi kita impas. Tapi, lo lebih parah dikit dari gue, karena lo bahkan sampe kena maag'

"Ck...itu hal biasa"

'Heh! Itu juga bisa bikin lo mati anjir!'

"Lah...lo juga punya asma sebelum jadi alter ego gue kan? Lo itu hebat bisa nahan pukulan itu dalam keadaan sakit asma"

'Ck...itu gak seberapa'

"Itu juga bisa bikin lo mati tau"

'Ngeselin lo! Udah jangan ngomong sama gue selama 2 jam!'

"Ah baperan lo!"

Tak ada sahutan lagi dari Astra. Revan menghela nafas sabar.

.

.

.

.

Setelah 1 minggu Revan berada di rumah sakit, kini ia diperbolehkan pulang.

Begitu sampai di mansion, Revan langsung masuk ke kamarnya dengan alasan lelah.

.

Saat sedang merenung, pintu kamar nya diketuk. Ia pun berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"Apa" Ucap Revan datar ketika melihat Arza

"Itu...daddy sama mommy ada pekerjaan mendadak keluar negeri, udah berangkat barusan. Oma sama yang lain juga sama, jadi kita cuma berempat. Kata mommy, abang yang jagain kita" Jelas Arza

Revan mengangguk, setelah itu kembali menutup pintu.

Sedangkan Arza, ia menghela nafas sabar.

'Untung abang' batin Arza

Setelah itu, Arza pun pergi ke kamarnya.

.

Sudah waktunya makan siang, Revan memutuskan untuk tidak ikut makan. Ia sibuk meretas beberapa perusahaan yang mengganggu.

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang