Bab 2

38.3K 2.2K 4
                                    

Satu minggu berlalu..

Hari ini sudah saat nya Revan pulang. Ia hanya memasang wajah datar.

"Al...kamu main aja dulu sama adek kamu.." Ucap Syifa

Revan hanya mengangguk dan berjalan menuju sofa di mana ketiga adiknya sedang bermain ponsel.

Ia duduk di samping Aron.

Arfan Arza Aron Revan.

Kita kira gitu posisi nya.

Revan hanya duduk melamun. Entahlah ia hanya bingung akan melakukan apa setelah ini. Kehidupan sebelumnya, ia merasa hidup nya monoton. Entahlah kalau sekarang.

'Keluarga?' batinnya

Tanpa sadar, pandangannya kosong seperti tak ada harapan.

Aron yang menyadari itu pun merasa bingung. Ia langsung menepuk pundak Revan.

Revan langsung tersadar. Ia segera melihat ke arah Aron.

"Apa?" Tanya Revan

"Melamun lagi?" Tanya nya

Revan hanya diam.

Tak lama, Alex dan Syifa menghampiri mereka.

"Ayo...udah waktunya pulang. Yang lain udah pada nunggu" Ucap Syifa lembut

Arfan, Aron, Arza, dan Revan hanya mengangguk.

Syifa yang melihat itu langsung mengernyit.

"Lupa sama peraturan kita huh?" Tanya Syifa dengan senyum lebar

Yah...terlihat...em...menyeramkan?

Mereka berempat langsung menggeleng ribut.

"Engga mom...k-kita cuma bingung mau jawab apa, iya kan bang?" Arza melihat ke arah ketiga abangnya

Mereka bertiga mengangguk cepat sambil tersenyum paksa.

Syifa menghela nafas.

"Yaudah ayo cepet"

Mereka pun berjalan menuju parkiran.

.

.

.

Akhirnya, mereka sampai di mansion Veranzo dan berjalan menuju ruang keluarga.

.

Semua keluarga besar Veranzo sudah berkumpul di ruang keluarga.

Mereka memandang lekat ke arah Revan yang saat ini memasang wajah datar.

"...kita perkenalan lagi ya?" Ucap Syifa

Semua nya mengangguk.

"Hai sayang, ini oma kamu, nama oma Feyla Zara Veranzo. Panggil oma Fey" Feyla tersenyum menatap Revan

Revan hanya mengangguk sambil tersenyum tipis.

"Ini opa kamu, namanya Damar Angga Veranzo. Panggil aja opa Damar" Feyla memperkenalkan Damar

Sedangkan yang diperkenalkan hanya mengangguk pelan sambil menatap Revan lekat.

"Itu papa kamu, kakak dari daddy mu. Namanya Evan Ander Veranzo, panggil papa Evan" Feyla mulai memperkenalkan yang lain

"Yang di sampingnya itu istri papa Evan, namanya Alana Zea Veranzo, panggil mama Ana. Dan itu tiga anaknya" Feyla menunjuk ketiga anak Evan dan Alana

"Aland Ofan Veranzo, Aland" Ucap anak pertama mereka

"Azra Ofan Veranzo, Azra" Ucap anak kedua mereka

"Bian Xavier Veranzo, keluarga kita biasa panggil Xavier atau Xa" Ucap anak ketiga mereka sambil tersenyum tipis

Revan mengangguk mengerti.

"Kamu jangan sungkan ya?" Ucap Ana dengan senyum manis

Revan hanya mengangguk sambil tersenyum tipis. Sebenarnya ia sedikit risih, karena ditatap lekat oleh opa, papa, dan ketiga sepupunya itu.

Alex yang menyadari itu langsung menatap sengit ke arah kakaknya.

"Jangan tatap putraku terus!" Ucap Alex

Evan terkekeh.

"Udah udah...Al, kamu ke kamar aja. Istirahat dulu, entar kalo udah waktunya makan malem dibangunin. Biar Azra yang nunjukkin kamar kamu" Ucap Syifa

Revan hanya mengangguk.

Revan dan Azra pun berjalan memasuki lift menuju lantai tiga, kamar para anak keluarga Veranzo. Mansion itu memiliki 4 lantai. Sedangkan kamar para orang tua berada di lantai 4.

Di dalam lift, hanya terjadi keheningan.

Hingga mereka sampai di lantai 3. Mereka mulai berjalan menuju kamar Revan.

"Capek?" Tanya Azra

Revan menggeleng.

Setelah sampai, Revan menatap Azra.

"Mak-"

"Hmm.." Azra langsung berdehem memotong ucapan Revan

"Gak usah pake acara ngucapin terimaksih.."

Revan hanya mengangguk, kemudian masuk ke kamarnya dan menutup pintu.

Azra yang melihat itu langsung kembali menuju ruang keluarga.

Sampai di ruang keluarga, ia langsung duduk di samping Aland.

"Gimana?" Tanya Syifa

"Udah masuk kamar tadi.." Jawab Azra

Syifa mengangguk.

Mereka pun lanjut mengobrol. Em...lebih tepatnya hanya para wanita, para lelaki hanya menyimak sambil mengerjakan pekerjaan kantor mereka.


.

.

Jangan lupa vote

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang