Bab 16

25.8K 1.7K 7
                                        

Happy reading

.

.

Revan terbangun. Ia memandang dingin sekelilingnya.

Di ruang rawat itu, hanya ada Syifa, Ana, Bian dan Azra.

Yang lainnya pulang lebih dulu dan akan kembali nanti.

Syifa yang melihat Revan sadar, langsung berjalan ke arahnya.

"Sayang...kamu gapapa? Ada yang masih sakit? Perlu di periksa ulang?" Tanya Syifa

Revan hanya diam.

"Al?"

"Gapapa" Jawab Revan dingin

Mereka mengerutkan kening.

"Kenapa nada bicara mu dingin gitu? Ada sesuatu yang terjadi?" Tanya Ana heran

Sedangkan Bian dan Azra, mereka menatap Revan lekat, kemudian menyadari sesuatu.

"Siapa?" Tanya mereka berdua dengan nada dingin

Syifa dan Ana menatap bingung.

"Ada apa? Dia kan Al" Ucap Syifa

"Bukan. Matanya berbeda" Ucap Azra

Ana dan Syifa langsung menatap mata Revan.

Memang benar, mata Revan seharusnya berwarna coklat, tapi ini berwarna merah gelap. Jelas itu bukan Revan.

"Siapa?" Tanya Bian lagi

Revan terdiam. Ia menghela nafas.

"Alter ego"

Jawaban itu, cukup membuat mereka mengerti dan terdiam.

"Nama?" Tanya Azra

"Huft...Astra"

"Sejak kapan kamu ada bareng Al?" Tanya Syifa

"Sejak-"

Astra terdiam. Ingin ia menceritakan itu, tapi ia teringat Revan yang pasti sedang tak ingin menceritakan apapun.

Ia kembali menghela nafas.

"Sejak kecil"

"Kenapa baru bilang sekarang?" Tanya Ana

"Gak ditanya" Ucap Astra acuh

Mereka berempat menghela nafas.

"Terus Revan gimana?" Tanya Syifa

"Ku paksa istirahat" Jawab Astra enteng

Ana dan Syifa hanya geleng geleng kepala.

Mereka akhirnya menunggu yang lain datang.

.

.

.

"Kenapa baru bilang?" Tanya Evan

"Gak ditanya" Jawab Astra acuh

Mereka semua kembali menghela nafas.

"Terus kenapa tiba tiba ambil alih?" Tanya Feyla

"Dia nya keras kepala. Dibilangin suruh ngomong malah disembunyiin sendiri" Kesal Astra

'Gue masih bisa denger'

"Oh bagus kalo gitu"

Revan hanya mendengus.

"Terus sekarang dia ngapain?" Tanya Ana

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang