Bab 15

25.8K 1.7K 6
                                        

Langsung baca~

.

.

.

Saat ini, Revan sedang berjalan menuju ruang makan. Dan...memakai seragam.

Begitu sampai di ruang makan, semuanya langsung menatap ke arahnya. Sedetik kemudian, mereka memandang Revan datar.

Sedangkan Revan hanga mengangkat alis, kemudian duduk di tempatnya.

"Kenapa pake seragam?" Tanya Alex datar

Pertanyaan macam apa itu? Pake seragam ya jelas mau sekolah lah. Pikir Revan

"Sekolah" Jawab Revan

"Gak boleh!" Ucap mereka semua bersamaan

"Kamu masih sakit" Ucap Syifa

"Udah sembuh.." Balas Revan

"Tetep gak boleh!" Larang Syifa

"Mom.." Wajah Revan datar, tapi tatapannya memelas

"Gak-bo-leh" Ucap Syifa tetap teguh pendirian

Revan menghela nafas, kemudian menatap Alex memelas.

"Gak boleh" Ucap Alex

Revan kembali menghela nafas. Ayolah kenapa susah sekali?

'Lagian lo ngotot sih...belum sembuh kok maksain. Entar lo pingsan di sekolah, siapa yah repot?'

Revan kembali menghela nafas. Ia menatap ke arah Damar dengan tatapan se memelas mungkin.

"Gak bol-"

"Yaudah gak jadi" Kesal Revan karena tak kunjung mendapat izin

Hening.

"Makan" Ucap Damar memecah keheningan

Mereka pun makan dengan tenang.

.

Setelah selesai sarapan, ketiga adik Revan pamit untuk berangkat sekolah.

Revan hanya memandang malas dan berjalan menuju kamarnya.

Tinggal beberapa langkah lagi, ia akan masuk ke kamar. Tapi...perutnya mendadak sakit.

"Ck...masih kebawa rupanya" Gumamnya kesal

Ia berjongkok di depan kamarnya.

.

10 menit berlalu, tapi sakit perutnya tak kunjung hilang.

Matanya sedikit berkaca kaca. Perutnya sakit, ia juga sedang memikirkan masa lalu dan apa yang akan terjadi selanjutnya.

'Tuh kan sakit, untung aja tadi gak dibilehin sekolah. Lo ngotot sih, udah sini gue yang ambil alih'

"Gak mau"

'Ck...kali ini aja, perut lo sakit kan? Setidaknya jangan ngerasain sendiri!'

"Tetep engga!"

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang