Bab 17

22.1K 1.4K 22
                                    

.

.

.

Saat ini, Astra sedang merenung.

"Kenapa gak lo ceritain semuanya aja?"

'Susah, berat rasanya'

Astra menghela nafas.

"Gue bantu ceritain"

'Gak bisa...tetep aja..'

"Ck...yaudah gue yang cerita, lo diem!" Astra mulai merasa jengkel.

'Gak bisa gitu jug-'

"Kalo gitu lo yang cerita! Titik!"

Selebihnya, Astra mendiami ucapan Revan.

"Bang.." Panggil Aron ketika melihat Astra melamun

Astra menatap Aron.

"Apa" Ucapnya dingin

"Ngelamun?"

"Ngomong sama Revan"

Aron mengangguk.

Hening beberapa saat.

"Bang.." Panggil Aron lagi

Astra menatap dingin Aron.

Sedangkan Aron menghela nafas.

"Cair dikit kek, kaya bang Al gitu. Gak enak gue liatnya, gak enak juga gue kalo mau ngomong sama lo" Kesal Aron

Astra hanya menatap dingin, kemudian menghela nafas.

"Gue bukan Revan" Ucap Astra

"Ih ya tetep aja baanggg...cair dikit kekk...gue kan juga pengen di manja kalian berdua, kek temen gu-"

Aron berhenti berbicara.

'Anjir keceplosan goblok!' batin Aron mengumpat

(Btw, diruang rawat itu cuma ada Astra sama Aron doang. Yang lain..entah gatau)

Astra terdiam mencerna apa yang baru saja terjadi, kemudian terkekeh, begitu juga dengan Revan yang juga bisa mendengar apa yang baru saja diucapkan Aron.

"Oohhh...pengen dimanja?" Ucap Astra

Aron menggeleng ribut.

Beberapa saat kemudian, pintu terbuka. Feyla masuk bersama semua keluarga Veranzo.

Dengan pipi yang memerah, Aron langsung berlari keluar ruangan.

Sedangkan yang lain hanya memandang heran dan bingung.

"Aron kenapa?" Tanya Syifa

Astra terkekeh kecil.

"Gapapa. Lagi malu kali" Ucapnya

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang