.
.
.
Hingga..
Dor!!
.
.
Semuanya terdiam. Bunyi tembakan maupun pukulan itu juga terhenti. Mereka semua melihat ke arah Kriston, Revan, Rendy, dan yang lain berada.
Waktu seakan berhenti.
"Lo..g-gak p-pantes buat n-nyoba ngebunuh...Revan" Ucap Rendy sambil tersenyum miring
Tapi...sesaat kemudian mulutnya mengeluarkan darah.
Ya..Kriston berniat menembak Revan untuk yang kedua kalinya. Dan Rendy yang melihat itu, tidak tinggal diam dan langsung menggunakan tubuhnya sebagai gantinya.
Peluru itu mengenai tepat di dadanya.
(Itu ngga kena jantung ya)
"Uhuk.."
Lamunan Revan buyar. Matanya berkaca kaca.
Anar, Anzo, dan Zian. Mereka tak bisa berkata kata, bahkan Anar dan Anzo sudah menangis.
Sedangkan Kriston, ia perlahan mundur sambil menatap tangannya yang memegang pistol. Tidak...ia tak mengira ini akan terjadi. Bukan Rendy yang ia targetkan.
Revan, Anar, Anzo, dan Zian langsung berlari menghampiri Rendy yang sudah jatuh berlutut.
"..."
"Woi..k-kenapa pada d-diem gini? G-gue g-gapapa"
"Mata lo gapapa!!" Teriak Anar
"Lo jangan banyak gerak!"
"Shh..l-lo s-semua lebay" Ucap Rendy terkekeh kecil
"Jangan banyak ngomong! Udah diem!" Bentak Anzo dengan air mata yang turun semakin deras
Berniat memanfaatkan waktu itu, Kriston kembali memegang pistolnya dan mengarahkannya pada Revan.
Dan tepat saat itu..
Dor!!
Pistol Kriston terlempar begitu saja.
"Jangan berani kau menyentuh putra ku!" Tekan Alex yang datang bersama Evan, ketiga adik Revan, dan kakak sepupu Revan, juga Sean, Satya, dan Felix
Pertarungan kembali terjadi. Kali ini, bawahan Alex dan yang lain lebih unggul. Karena tenaga para bawahan Kriston sudah habis, jadi mudah untuk menyerang mereka.
Dor!
Dor!
Bugh
Bugh
Dor!
Tembakan terus bersahutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Boy [END]
FantasíaTentang seorang bernama Revandra Alvaro Bagastra, yang sekarang marga Bagastra itu sudah ia hapus. Pemuda berumur 18 tahun itu memiliki sifat dingin dan datar, serta acuh pada yang menurutnya bukan urusannya. Orang tuanya sudah tidak ada karena kece...