.
.
.
.
Pagi hari..
Revan terbangun. Kepalanya terasa sedikit pusing. Ia beberapa kali menggeleng mencoba menghilangkan rasa pusing itu.
Ia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Tapi baru setengah jalan, ia hilang keseimbangan dan terjatuh.
Astra pun dengan paksa mengambil alih.
'L-lo..'
"Jangan maksain diri kalo lo gak kuat! Jujur sama gue, kemarin ada kejadian apa?!"
Revan hanya diam tal menyahut.
"Kalo lo gak mau jujur, gue bakal terus ambil alih"
'Ck...iya gue jujur'
Astra kembali duduk di kasur sambil mendengarkan apa yang Revan katakan.
.
.
Astra terdiam setelah mendengar cerita Revan.
"Apa lo ngerasa sesuatu nusuk leher lo?" Tanya Astra
Revan terdiam mencoba mengingat. Tak lama, ia menyadari itu.
'Iya, kerasa kaya jarum yang bener bener kecil. Pas nusuk, itu hampir gak kerasa'
Mendengar itu, Astra terdiam.
"..lo kena jarum racun goblok! Kenapa gak bilang dari kemarin?! Pasti sekarang udah nyebar! Ah goblok lo! Kalo gini harus cepet ke rumah sakit!"
Astra berdiri dan berlari menuju kamar mandi. Mencuci muka dan menggosok gigi. Setelah itu mengganti baju dan berjalan menuju pintu kamar.
'As jangan..'
Astra langsung menghentikan pergerakannya.
"Maksud lo?"
'Gue gak mau mereka tau'
"Ck...kali ini jangan keras kepala! Lo mau pingsan lagi?! Itu jarum racun Varo! Bukan jarum biasa!"
'T-tapi-'
"Lo dengerin gue! Jangan keras kepala!"
Astra langsung membuka pintu kamar dan berjalan menuju lift.
.
Setelah keluar lift, ia berniat berjalan ke luar mansion. Tapi, baru melewati ruang makan, kepalanya terasa sakit. Bibirnya bahkan sudah pucat.
Akhirnya, ia terjatuh tak sadarkan diri.
Anggota yang lain yang melihat itu langsung berlari ke arah Astra.
"Al! Al bangun!" Ucap Syifa khawatir
Alex pun menggendong Astra menuju mobil.
Dengan segera, mereka pergi ke rumah sakit.
.
.
.
.
"Terdapat racun dalam tubuh pasien, dan itu mulai menyebar. Jika dibiarkan, maka bisa menghilangkan nyawa" Ucap dokter yang menangani Revan
Keluarga Veranzo terdiam. Sejak kapan Revan mendapatkan racun?
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Boy [END]
FantasíaTentang seorang bernama Revandra Alvaro Bagastra, yang sekarang marga Bagastra itu sudah ia hapus. Pemuda berumur 18 tahun itu memiliki sifat dingin dan datar, serta acuh pada yang menurutnya bukan urusannya. Orang tuanya sudah tidak ada karena kece...