Bab 10

22.6K 1.4K 9
                                    

Revan sedang merenung di kamarnya. Tadi setelah makan malam dan berkumpul bersama, ia kembali kepikiran tentang kehidupannya dulu.

Apa yang harus ia lakukan pada orang orang sialan itu. Pikirnya.

'Mau gue bantu?'

Revan mendengus ketika mendengar suara itu. Rupanya, 'dia' juga ikut terbawa.

"Gak makasih" Balas Revan

'Ck...gue juga mau seneng seneng kali'

Revan tak membalas lagi. Ia hanya mendiamkan ucapan ucapan yang berada di pikirannya itu.

.

.

.

.

Esoknya..

Revan sudah memakai baju santai. Hari ini hari minggu. Ia berjalan menuju ruang makan.

Sedangkan du ruang makan, beberapa anggota keluarganya sedang tertawa kecil.

Ia pun duduk di kursinya dan memandang aneh mereka.

"Kenapa" Ucapnya

"Ini...kayanya kemarin ada yang matanya berkaca kaca karna pengen main sama abangnya" Ucap Ana sambil terkekeh

Revan pun akhirnya paham apa yang dibicarakan.

"Oh.." Ucapnya spontan

"Emang siapa sih?" Tanya Bian sambil menaik turunkan alis

Sedangkan yang dibicarakan hanya bisa diam dengan pipi merona.

"Loh pipi kalian kok merah?" Tanya Syifa ikut menggoda ketiga anaknya

"Ish udah mom.." Kesal Aron

"Loh kenapa? Kan cuma ngomong sesuatu. Emang itu kalian ya?" Ana kembali menggoda

Sungguh, ingin sekali rasanya mereka bertiga langsung hilangg.

'Kenapa waktunya harus pas itu sih..' batin mereka bertiga kesal

"Sudah..makan" Ucap Damar

Sarapan pun dimulai seperti biasa.

.

Selesai sarapan, mereka berkumpul di ruang keluarga seperti biasa.

Sedang asyik menyimak pembicaraan para orang tua, Revan kembali terdiam ketika mendengar suara itu.

'Gue bosen..gue ambil alih ya?'

"Jangan aneh aneh"

'Bentar doang elah..'

"Gue bilang engga!"

'Ck..'

Syifa yang menyadari bahwa Revan diam melamun pun merasa aneh.

"Al.." Panggil Syifa sambil menepuk pelan pundak Revan

Yang lain pun menoleh. Sedangkan Revan langsung tersadar.

Revan melihat ke arah Syifa.

"Kenapa? Kok melamun?" Tanya Syifa

Revan menggeleng.

"Gapapa" Jawab Revan

"Apa yang kamu sembunyikan? Jangan coba berbohong Revan" Ucap Damar tegas

Jika sudah begitu, artinya tidak bisa dibantah.

Dan sekarang Revan merasa bingung harus bagaimana. Ia hanya bisa terdiam.

'Gue tanya lagi, mau gue bantu?'

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang