Bab 19

21.8K 1.3K 23
                                    

.

.

.

.

.

.

.













Keesokan harinya..

Revan sudah diperbolehkan pulang saat malam hari.

Tunggu, Revan?

Iya, setelah kemarin Astra mengambil alih, kali ini Revan kembali mengambil alih sepeti biasa.

Dan..

"Jangan lupakan hukuman mu boy" Ucap Alex

Revan hanya mengangguk pasrah.

.

.

Revan, Alex, Syifa dan ketiga adiknya yang lain akhirnya sampai di mansion.

Di mana yang lain?

Mereka sudah pulang ke mansion masing masing. Tidak mungkin mereka terus menginap di mansion Alex.

Revan langsung berjalan ke kamarnya. Awalnya Arfan ingin mengantar, tapi Revan kekeh ingin ke kamar sendiri. Jadilah Arfan hanya pasrah.

.

.

.

Ponsel Revan berbunyi. Ia segera mengangkatnya ketika tau siapa yang menelepon.

"Ap-"

"WOY GILA KEMANA AJA LO?! BERAPA MINGGU GAK ADA KABAR BIKIN ORANG KHAWATIR AJA!!"

Revan segera menjauhkan ponselnya.

"Berisik lo!" Kesal Revan

"Anjirlah gue khawatir lo malah ngomong berisik? Tega kamu mas"

"Gue tutup"

"Eh jangan anj- huft...jadi gini, kita ada misi nih, gue mau ajak lo ikut, tapi keknya lo lagi sakit ya? Suara lo beda kek biasanya"

Revan terdiam. Sepertinya sahabatnya ini tidak tau kalau dia mati di tubuh aslinya.

"Lo...gak tau berita?"

"Berita apaan anjir gue baru pulang dari Australia! Lo lupa gue ada kegiatan selama beberapa bulan di sana?!"

Revan kembali terdiam. Itu artinya, sahabatnya yang satu ini memang benar benar tidak tau.

"Yang lain gimana?"

"Mereka juga baru pulang...lo mendadak amnesia atau gimana nih??"

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang