Revan dkk berjalan sambil saling berdempetan.
Lebih tepatnya Satya dan Sean yang berdempetan dengan Revan dan Felix.
"Guys...kok gue merinding yak.." Ucap Satya
"G-gue juga" Timpal Sean
Sedangkan Revan dan Felix hanya diam. Ya sebenarnya mereka juga merasa sedikit merinding.
Tiba tiba..
Brak!
"Anjing!" Umpat Sean dan Satya bersamaan
Mereka melihat ke belakang. Pintu masuk tadi tertutup sendiri.
"Lah anying...yang nutup siapa?" Ucap Satya mulai merasa takut
"A-angin kali" Ucap Sean mencoba positif thingking
Tiba tiba, mereka merasa sesuatu lewat dengan cepat di belakang mereka.
Dengan perlahan, mereka melihat ke belakang.
"Njing gak ada siapa siapa" Ucap Sean
"T-terus siapa yang lewat" Ucap Satya merasa takut
"Pe-perasaan gue gak enak" Ucap Satya lagi
"Lanjut jalan" Ucap Felix tak ingin berlama lama
Akhirnya, mereka pun semakin masuk ke dalam.
.
.
"Eh...itu ada kamar tuh" Tunjuk Sean pada sebuah kamar yang sedikit terbuka
"L-lanjut ke tempat lain aja" Ucap Felix
Itu adalah kata kata terpanjang.
"Hah? Kenapa? Cuma masuk doang" Ucap Satya yang mulai berjalan menuju kamar itu bersama Sean
Revan dan Felix akhirnya hanya pasrah mengikuti.
Baru saja masuk, pintu langsung tertutup.
Brak!
Sean dan Satya refleks memeluk Revan dan Felix.
"Apaan tuh" Ucap mereka berdua bersamaan
Sedangkan Revan dan Felix hanya sedikit kaget.
"Heh pintunya ketutup...gimana kita keluarnya anjir.." Ucap Sean mulai merasa semakin takut
"Jangan panik anjir nanti lo goblok mendadak" Ucap Satya menggeplak kepala Sean
Mereka mulai berdebat.
Di tengah perdebatan itu, sesuatu kembali melesat cepat di belakang mereka.
Mereka terdiam. Meneguk ludah kasar.
"Plis lah yang bener aja dong masa kita ngalamin hal hal horor kek gini" Ucap Sean
"Woy siapa lo?! Gak usah sok nakutin!" Ucap Satya lantang
Tapi tak ada jawaban sama sekali. Hening..
Revan menghela nafas. Jujur saja ini pertama kali ia mengalami hal seperti sekarang.
Mereka terdiam beberapa menit. Tak ada apa apa lagi.
"...p-pintunya gue coba buka" Ucap Satya
Ia menarik tangan Sean, Sean yang terkejut pun menarik tangan Felix, hingga Felix yang refleks langsung menarik tangan Revan.
Akhirnya, mereka berjalan menuju pintu dengan bergandengan dan berdempetan.
Dengan perlahan, Satya memegang gagang pintu dan membukanya perlahan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Boy [END]
FantasíaTentang seorang bernama Revandra Alvaro Bagastra, yang sekarang marga Bagastra itu sudah ia hapus. Pemuda berumur 18 tahun itu memiliki sifat dingin dan datar, serta acuh pada yang menurutnya bukan urusannya. Orang tuanya sudah tidak ada karena kece...