Bab 48 END

12.9K 711 27
                                        

.

.

.

Revan kini berada di kamarnya, melamun di balkon sambil menikmati semilir angin.

'Kangen gue gak?'

Astra tiba tiba menyahut, membuyarkan lamunannya.

"Ke mana aja lo baru muncul?"

Tanya Revan santai.

'Istirahat lah...tidur, seneng seneng. Emangnya kaya lo? Sibuk ama ini lah itulah, males gue ikut campur'

"Dih..gak ngajak ngajak lo"

'Kalo gue ngajak lo, belum balik lo sampe sekarang...gak bangun bangun yang ada, terus keluarga lo khawatir lagi. Males ah'

Revan tak menyahut lagi.

Beberapa menit setelahnya, terlintas sesuatu dipikiran Revan.

"As.."

'Apaan'

"Semuanya bakal berakhir baik kan? Gak akan ada yang ninggalin gue lagi kan?"

'...iya, semuanya bakal baik baik aja. Gue yakin..lo gak usah khawatir'

Revan mengangguk.

"Tapi as-"

'Apa lagi?!'

"Kalo seandainya semuanya berakhir...apa gue bakal ninggalin semuanya? Apa gue bakal mati?"

Kali ini, tak ada sahutan dari Astra.

'...lo gak usah mikirin itu dulu'

"Tapi kalo gue beneran mat-"

'Omongannya di jaga!! Sekali lagi lo ngomong gitu, gue diemin lo dua bulan!!'

Revan bungkam, ia menghela nafas dan mengambil pisau lipat.

Ia kembali ke balkon sambil terus memegang pisau lipat itu.

'Lo mau ngapain Var?!'

Astra berteriak panik.

"Kalo seandainya...gue mati duluan, apa semuanya bakal berakhir?"

'Lo jangan gila Varo! Otak lo lagi hilang ya?! Cari sana bodoh!!'

Revan terkekeh.

"Gue cuma bercanda..lagian kalo gue beneran ngelakuin sesuatu, lo pasti bakal langsung ngambil alih kan?" Revan kembali menaruh pisau lipat itu ke tempat semula

'Sekali lagi lo kaya gitu becandaan, gue diemin beneran lo dua bulan!!'

"Iya iya"

Setelahnya, tak ada percakapan lagi. Revan kembali sibuk melamun.

.

.

.

.

5 hari berlalu, Revan mulai menjalani kehidupannya dengan baik.

Pagi ini, ia sedang menuju ruang bawah tanah bersama Evan, Alex, dan Jevian.

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang