Bab 37

11.4K 812 8
                                        

.

.

.

.

3 minggu berlalu. Selama itu Revan terus mencoba menghilangkan traumanya. Yah...baru membaik sedikit. Setidaknya, saat melihat berita tentang mereka, ia tidak akan kambuh atau bahkan tubuhnya juga tidak akan bergetar. Entahlah ketika ia bertemu langsung nanti.

Dan selama 3 minggu itu pula, Astra mendiaminya. Itu membuatnya frustasi, ia bahkan sudah mencoba berbagai hal agar Astra mau memaafkan atau mungkin hanya sekedar berbicara dengannya. Tapi bahkan tidak ada sahutan apapun dari Astra.

Saat ini, Revan sedang berada di ruang keluarga setelah 1 minggu lalu pulang dari rumah sakit. Ia sibuk melamun memikirkan Astra.

'Apa gue berlebihan?'

Keterdiaman Revan membuat Syifa, Ana, dan Feyla yang memang juga berada di sana menatapnya khawatir.

"Lagi mikirin apa?" Tanya Syifa, membuat lamunan Revan buyar

Revan menghela nafas, entah sudah keberapa kalinya.

"Astra masih ndiemin Al...ini udah 3 minggu loh...sebelumnya Astra bahkan ngga pernah ngediemin Revan selama ini, biasanya cuma beberapa jam, abistu balik lagi kaya semula" Ucap Revan

Syifa menatap Revan tak percaya.

"Mommy pikir Astra emang lagi males buat ngambil alih" Ucap Syifa

"Emang kamu ngomong apa ke Astra sampe dia ngediemin kamu selama ini?" Tanya Ana

Memang, saat Revan di rumah sakit, mereka tidak bertanya lebih lanjut lagi tentang itu. Karena mereka tidak ingin membuat mental Revan semakin terguncang.

"Waktu itu Al bilang kalo As itu berlebihan dalam mengkhawatirkan Al. Terus As marah dan bilang nggak mau ngomong lagi sama Al" Ucap Revan dengan tatapan sedikit sendu

Jawaban Revan membuat mereka terdiam.

"Al...kayanya emang kamu yang salah. Jelas Astra khawatir banget sama kamu, dia yang paling deket bahkan paling kenal sama kamu. Dia yang pertama kali ada nemenin kamu waktu kamu tersiksa. Dia juga yang bisa ngerasain suka duka kamu. Wajar kalo dia bahkan bener bener gak mau kamu terluka lagi, wajar kalo dia khawatirin kamu meski itu bakalan dibilang berlebihan. Kalo mommy ada di posisi Astra, mommy juga bakal bener bener khawatir. Bahkan mungkin mommy juga bakal kecewa kalo kamu ngomong kekhawatiran mommy berlebihan"

Ucapan Syifa membuat Revan terdiam. Ia tidak berpikir sampai ke sana.

"Berarti...Al udah bener bener salah ngomong?" Tanya Revan

(Pake nanya😑)

"Terus sekarang gimana mom? Astra bahkan ngga nyahut waktu Al manggil dia" Bingung Revan

Mereka semua terdiam.

"Mending kamu bujuk dan minta maaf ke dia, kami juga bakal bantu" Ucap Ana

Revan terdiam, sebelum akhirnya ia mengangguk dan pamit ke kamarnya untuk beristirahat.

Padahal masih siang, tapi entah kenapa masalah ini membuatnya sulit berpikir. Setidaknya tidur dapat membuat pikirannya menjadi jernih sedikit.

Baru saja ia memasuki kamar, ponselnya berdering. Melihat nama Rendy di ponselnya, ia segera mengangkatnya.

Transmigrasi Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang