Harsha

122 7 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter lima. ☺️

Jangan lupa selalu berikan vote, komen serta follow kalian. 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Tetap semangat membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup ini dan tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪

Oke segitu aja bacotnya ya, nanti kalian bosen duluan. 😅

Selamat membaca





Di sebuah kampus ternama dan berstandar internasional, terdapat seorang pria berkemeja biru langit sedang berlari disepanjang koridor kampus. Ia tampak sedang mengejar seseorang yang berjalan 20 meter didepannya.

"Buk!" teriak pria itu yang memiliki nama Haikal Askari memanggil gadis cantik, rekan kerjanya, "tunggu, Buk!" teriaknya lagi membuat yang dipanggil menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

"Ada apa ya, Pak?" tanya perempuan itu.

"Sebentar, Buk, ngatur nafas dulu, huhu," jawab Haikal dengan menumpukan tangannya di lutut dan nafas memburu, "hah, saya mau ngomong sama ibu," sambungnya menegakkan badan dan merapikan pakaiannya yang tampak berantakan.

"Ngomong apa?" tanya gadis berprofesi sebagai dosen fakultas manajemen bisnis tersebut dengan mengerutkan keningnya.

"Gak di sini, Buk," balas Haikal menarik tangan perempuan yang bernama Harsha Alghifhari, namun langsung ditepis oleh sang empunya tangan.

"Gak usah pegang-pegang!" sentak Harsha menyembunyikan tangan di belakang tubuhnya.

"Maaf, Buk, saya khilaf, hehe," jawab Haikal cengengesan dengan menggaruk tengkuknya, "mari buk, kita ke kafe dekat sini aja," sambungnya dengan tangan mengulurkan tangannya ke depan.

"Hm," balas Harsha berjalan melewati Haikal.

"Dingin bet, macam es kutub," gumam Haikal mengikuti langkah Harsha.

"Selamat datang di kafe 'Galau? no, Happy? yess!" sambut pelayan kafe saat Harsha memasuki kafe dengan Haikal di belakangnya.

"Hm," balas Harsha berjalan melewati pelayan kafe dan memilih tempat duduk.

"Mau pesan apa, Buk?" tanya Haikal duduk di depan Harsha dengan membuka-buka buku menu kafe.

"Tidak. Langsung saja, apa yang mau bapak bicarakan," tolak Harsha dengan menatap Haikal.

"Tapi saya haus, Buk. Saya mau pesan dulu," balas Haikal memanggil pelayan dan memesan makanan serta minuman.

"Saya tidak banyak waktu ya, Pak!" sembur Harsha menatap tajam rekan dosennya.

"Sebentar saja, Buk, saya minta waktunya," imbuh Haikal memelas.

"Terserah!" balas Harsha melipat tangannya di depan dada dengan mata mengedar menatap sekitar, banyaknya pengunjung kafe yang notabene mahasiswa.

"Selamat menikmati," ucap pelayan kafe dengan ramahnya meletakkan pesanan Haikal.

"Terima kasih, mtbak," jawab Haikal tersenyum ramah dengan mengangguk, "ibu benar gak mau pesan?" tanyanya menatap Harsha.

"Gak!" balas Harsha singkat dan jutek.

"Ya sudah kalau begitu," jawab dosen fakultas kedokteran tersebut dengan menyendok makanannya.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang