38. Pulang

28 2 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter tiga puluh delapan. ☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow. 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪








Selamat membaca





Seminggu kemudian...

Setelah tujuh hari dirawat, akhirnya Badai dipersilahkan untuk pulang oleh dokter dengan catatan tidak boleh banyak pikiran dan kelelahan karena kondisi jantungnya yang belum stabil.

"Sekarang kamu istirahat aja ya? kalau butuh sesuatu panggil aku," kata Quinnsha berpesan pada sang suami yang sudah berbaring di kasur.

"Iya," jawab Badai menarik selimut untuk menutupi tubuhnya.

Setelah memperbaiki posisi selimut Badai, Quinnsha mengecup pelipis sang suami.

"Masa di situ aja? di sini gak?" goda Badai tersenyum manis dengan menunjuk bibirnya.

"Gak," tolak Quinnsha yang membuat sang suami mengerucutkan bibirnya ke bawah.

"Ya udah kalau gak mau," sungut Badai mengubah posisi tidurnya menjadi menyamping, membelakangi sang istri.

"Tidur yang nyenyak, Mas," tutur Quinnsha seraya mengelus rambut panjang Badai lalu mencium telinganya.

Quinnsha menggelengkan kepalanya melihat tingkah Badai yang selalu ngambek 'kan jika permintaan tidak dipenuhi.

"Cepat sembuh, ada anak yang butuh kamu untuk jadi walinya," bisik Quinnsha yang membuat Badai yang sebelumnya memejamkan matanya menjadi terbuka.

"Biarin aja," balas Badai yang masih mempertahankan posisi membelakangi Quinnsha.

"Ada seorang wanita yang butuh bibir kamu buat basahi bibirnya," bisik Quinnsha lagi di telinga Badai lalu menggigitnya pelan.

"Anjir, si Quinnsha mau godain gue? gak segampang itu, Sayang," batin Badai tersenyum smirk.

"Yakin nih, gak mau?" goda Quinnsha yang semakin gencar menggoda sang suami dengan cara menjilati leher serta pipi Badai.

"Arghhh! gila gue kalau gini terus!" jerit Badai dalam benaknya yang hampir tidak bisa menahan godaan sang istri. Dengan gerakan cepat, dirinya menarik Quinnsha hingga terbanting ke kasur lalu menindihnya.

"Aaaaa!" teriak Quinnsha yang terkejut dengan tindakan tiba-tiba sang suami, "Badai!" lanjutnya memukul dada bidang sang suami yang sudah berada diatasnya.

"Berani berbuat, berarti mau bertanggung jawab," ucap Badai dengan perangai menggodanya seraya menyentuh dan mengelus rambut sang istri.

Suara sobekan kain terdengar saat Badai merobek baju Quinnsha lalu melemparkannya ke sembarang arah, dirinya menjilat bibir ketika melihat buah dada sang istri yang terbalut bra saja.

"Jangan sekarang, Mas. Kamu gak boleh kecapean," peringat Quinnsha menolak sang suami yang hendak melepas baju.

"Kamu 'kan boleh kecapean," balas Badai melempar bajunya ke sembarang arah lalu menjilati leher sang istri.

"Ahh," desah Quinnsha menjambak rambut Badai.

Badai mengubah posisi keduanya menjadi Quinnsha yang berada diatasnya, ia menahan tengkuk leher sang istri lalu mencium serta melumat bibir Quinnsha. Tangannya ia gunakan untuk membuka pengait bra sang istri lalu melemparkannya juga ke sembarang arah.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang