59. Melamarmu

14 1 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter lima puluh sembilan dan cerita ini akan ending sebentar lagi. ☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪










Selamat membaca





Mata Daysha mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya, ia mengerutkan dahinya ketika melihat suasana ruangan tempat ia berada sekarang. Ini bukan kamarnya, dirinya di mana sekarang? gadis tersebut mengingat kejadian yang ia alami sebelumnya, saat sudah mengingat dirinya langsung mengecek sesuatu. Lengkap, pakaiannya lengkap dan utuh.alu di mana ia sekarang, kamar siapa ini.

"Oh, udah bangun, syukurlah," ucap Arbani yang baru ke luar dari kamar mandi dengan handuk di pinggangnya. Iya, kamar ini adalah kamar miliknya, ia membawa gadis yang baru dirinya ketahui namanya itu ke rumahnya. Tidak tau alamat Daysha membuat pemilik restoran itu terpaksa membawanya ke sini hingga pagi menjelang.

"Lo? Aaaaaa!!!" teriak Daysha langsung menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut, ia belum pernah melihat perut sixpack orang lain kecuali milik sang papa dan Badsha yang membuatnya kaget dan langsung berteriak.

"Woi, ini masih pagi, gak usah teriak-teriak segala! dengar tetangga nanti bisa gawat!" peringat Arbani menutup telinganya karena hampir pecah akibat teriakkan menggelegar Daysha.

"Biarin, ngapain kamu gak pake baju gitu? aku gak bisa!" balas Daysha sedikit mengintip tubuh atletis Arbani, sayangkan kalau pemandangan indah tidak dipandang dengan sebaik-baiknya.

"Ck, aku baru mandi. Biasanya juga gue telanjang kalau ke luar kamar mandi! karena ingat aja ada kamu ya udah gue pake handuk!" jawab Arbani dengan santai berjalan menuju lemari pakaian dan mengambil juga memakai pakaian di depan Daysha.

Merasa tidak ada suara lagi dari sang pemilik kamar, Daysha sedikit menurunkan selimutnya. Ia langsung melototkan matanya saat mata sucinya ternodai dengan benda yang bergelantungan milik Arbani.

"Aaaaa, ada ular!!" jerit Daysha membuat Arbani yang baru mengenakan kolor itu terlonjak dan berlari ke arah kasur.

"Ular? mana-mana?!" teriak Arbani langsung masuk ke dalam selimut bergabung dengan Daysha, ia juga tanpa sengaja memeluk gadis janda tersebut.

Tanpa sengaja mata keduanya langsung bertemu, karena terbawa suasana yang sedikit intim itu, Arbani memiringkan kepalanya berniat untuk menikmati kembali benda kenyal milik Daysha. Ia melingkarkan tangannya ke tengkuk leher gadis tersebut lalu memejamkan mata, dirinya merasakan jantungnya yang berdetak kencang seiring dengan bibir keduanya yang semakin dekat.

Daysha juga merasakan hal yang sama dengan pria di depannya, ia penasaran dengan rasanya berciuman bibir. Dirinya memejamkan mata. Saat bibir keduanya menempel, suara deringan handphone yang ada di atas nakas membuat keduanya langsung menjauh diri masing-masing.

Arbani mengecek telpon selulernya, ternyata pesan dari karyawannya di restoran. Ia merutuki karyawannya yang sudah mengganggu adegan panas yang mungkin terjadi, dirinya meletakkan kembali handphone-nya ke nakas.

Suasana canggung secara tiba-tiba tercipta di keduanya, Arbani mengusap tengkuknya lalu bangkit dan dengan cepat memakai pakaiannya.

"Kalau mau bersih-bersih di kamar mandi itu, tapi aku gak punya pakaian perempuan. Habis itu aku antar kamu pulang," ucap Arbani lalu ke luar dari kamarnya.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang