52. Selamat Datang Kalingga Rafli Alghifhari And Kalingga Fadli Alghifhari

25 4 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter lima puluh dua. ☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow. 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪











Selamat membaca





"Siapa, Pah?" tanya Gasha seraya menghampiri sang papa yang berada disudut ruang rawat Adara.

"Om Nakula, papanya Haikal sama Naufal," jawab Badai memasukkan handphone-nya ke dalam saku celana.

Mau ngapain nelpon papa?" tanya Gasha mengerutkan dahinya.

"Gak tau sih, palingan mau ngomong soal perjodohan," jawab Badai mengedikan bahunya, "sini papa mau ngomong sama kamu," ucapnya mengajak Gasha ke luar.

Sesampainya di kursi tunggu rumah sakit depan ruang rawat Adara, Badai dan Gasha duduk. Pria berjaket biru itu menatap sang anak dan tangannya memegang kedua pundak Gasha.

"Jujur sama papa, apa yang membuat kamu sama Anggara bertengkar sampai Adara jadi korban?" tanya Badai menatap bola mata Gasha.

Gasha menghela nafas panjang, ia mengedarkan pandangannya untuk memastikan tidak Anggara ataupun orang tuanya dan juga orang.

"Ada seorang wanita yang datang ke rumah beberapa hari yang lalu, terus bilang kalau dia orang pertama yang ada di hati Anggara," jawab Gasha mulai menjelaskan permasalahan yang ia dan Anggara hadapi.

"Terus?" tanya Badai ketika sang anak diam, tidak melanjutkan penjelasannya.

"Aku mikir kalau Anggara ada hubungan dengan wanita itu disaat dia menjalani hubungan dengan aku juga, Pah," jawab Gasha mengusap air matanya yang tiba-tiba ke luar dari pelupuk matanya.

Badai menarik tubuh sang anak kedalam pelukannya, pikiran sang anak tidak salah. Ia mengelus punggung bergetar Gasha.

"Udah, gak usah nangis lagi, ya?" pinta Badai mengurai pelukannya dan menangkup wajah Gasha lalu Menghapus air mata sang anak, "lebih baik kamu fokus sama kesembuhan Adara saja," sambungnya mengecup kening Gasha.

"Iya, Pah," jawab Gasha mengangguk dan mengusap air matanya.









★★★★★

"Pah, gimana om Badai bisa?" tanya Haikal dengan semangat menghampiri sang papa yang masih berdiri di depan jendela kamar.

Nakula terkekeh melihat semangat sang anak yang sudah tidak sabar untuk menikah itu, padahal dirinya baru saja mematikan sambungan teleponnya dengan Badai. Sang anak sudah nanyain saja.

"Om Badai belum bisa ditemui, cucunya di rumah sakit," jawab Nakula seraya berjalan menuju sofa yang membuat bahu Haikal lemas.

"Ya kok gitu sih, Pah?" tanya Haikal dengan mata berkaca-kacanya seraya mengikuti langkah sang papa.

"Yee, kasihan tidak bisa nikah," ejek Naufal menjulurkan lidahnya yang baru saja masuk kamar kedua orang tuanya.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang