17. Fitnah

43 3 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter tujuh belas.☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Tetap semangat membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup ini dan tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪

Selamat membaca





"Akhh!!!" pekik Sekar yang membuat Badai, Quinnsha, dan Melati menoleh.

"Kenapa nak?" tanya Melati panik.

"E–enggak apa-apa, Mah," jawab Sekar terbata dengan menahan sakit pada kakinya, sedangkan Honey tersenyum miring.

"Udah pergi?" tanya Badsha melirik takut-takut ke bawah kakinya.

"Udah baby," jawab Honey tersenyum dan mengelus pundak Badsha.

"Syukurlah." Badsha menghela nafas lega.

"Ck" decak Badai membanting sendok di atas piring, karena Melati mengelus pahanya tanpa sepengetahuan Quinnsha.

"Pah, mau kemana? makanannya belum abis," tanya Quinnsha mendongak menatap Badai yang berdiri.

"Udah gak selera makan," balas Badai tersenyum tipis lalu pergi meninggalkan meja makan.

"Gimana mau selera makan, orang ada sampah di sini," sindir Daysha melirik Melati dan Sekar.

"Saya sudah selesai makan, Tante, saya permisi dulu ya, Tante," pamit Sekar berdiri dari duduknya.

"Iya, silahkan," jawab Quinnsha mengangguk.

"Bagus, sekalian pulang aja sana," usir Daysha yang sudah muak dengan kehadiran Sekar dan Melati.

Sekar tak menghiraukan Daysha, ia berjalan meninggalkan meja makan dengan diikuti oleh sang Mama. Daysha langsung mengubah posisi duduknya menjadi menghadap Quinnsha sepenuhnya

"Mah, kok mama ngebiarin orang itu masuk sih? Mama tau gak, orang itu yang jadi pengganggu rumah tangga di komplek sini, Mah," ungkap Daysha yang membuat Badsha membulatkan matanya shock.

"Yang benar, Kak?" tanya Badsha.

"Benar, Dek, mereka udah sering ganggu suami-suami di sini," balas Daysha menoleh kearah kepergian Badai, "lebih baik kita cek lapa deh, Mah, takutnya mereka macam-macam sama papa," usulnya yang disetujui oleh Quinnsha.

Quinnsha langsung berdiri dari duduknya dan berjalan menghampiri Badai yang entah di mana. Sedangkan disisi lain, lebih tepatnya Badai, ia duduk di sofa ruang tv. Menyalakan tv untuk mengusir emosi dan kekesalannya.

"Hai, Om," sapa Sekar berdiri dengan bergaya di depan Badai.

Badai memutar bola matanya melihat tubuh Sekar yang seksi. Ia menaikkan alisnya lalu bertanya. "Mau apa kamu?"

"Gak apa-apa kok, Om, saya cuma mau duduk di sini aja," balas Sekar dengan menduduki paha Badai dan mengelus rahang tegasnya.

"Ck, turun gak lo!" decak Badai menahan tangan Sekar.

"Kalau aku gak mau gimana, Om?" tanya Sekar dengan tangan merobek baju bagian dadanya.

"Gue dorong lo!" balas Badai yang langsung mendorong tubuh Sekar hingga terjungkal ke belakang dan menimbulkan suara yang cukup keras.

"Aw," ringis Sekar mengelus pinggulnya.

Badai tersenyum smirk, ia berdiri dari duduknya menatap remeh kearah Sekar dan Melati yang tak jauh darinya. "Lo mau godain gue? gak bakal bisa!"  tekannya hendak berjalan meninggalkan Sekar. Namun, Melati langsung menghampirinya dan mencium bibirnya yang bertepatan dengan kedatangan Quinnsha.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang