26. Selingkuh

29 2 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter dua puluh enam.☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Tetap semangat membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup ini dan tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪





Selamat membaca






"Eunghh," lenguh Badsha mengerjapkan matanya.

"Baby kamu sudah bangun?" tanya Honey yang duduk di kursi samping brankar Badsha, "mau minum? ini minum dulu," pintanya menyodorkan segelas air putih kepada Badsha.

"Makasih," ucap Badsha setelah meminum, "orang tua gue mana?" tanyanya mengedarkan pandangan untuk menemukan keberadaan orang tuanya.

"Tenang dulu ya baby, om sama tante gak bisa ke sini," jawab Honey mengelus rambut Badsha namun, ditepis oleh sang empunya.

"Kenapa gak bisa datang? gue bungsu mereka, kesayangan juga. Jadi gak mungkin gak datang!" sanggah Badsha dengan mata berkaca-kaca, ia tidak percaya dengan ucapan Honey.

"Om Badai dirawat juga, Baby," jawab Honey tersenyum tipis.

"Maksud lo?!" hardik Badsha menyangkal ucapan Honey.

"Om Badai kena serangan jantung ring–, baby kamu mau ke mana?!" seru Honey saat Badsha mencabut infusnya secara paksa yang mengakibatkan darah langsung mengalir dari punggung tangannya.

"Gue mau lihat papa gue!" balas Badsha turun dari brankar nya, namun dicegah oleh Honey.

"Gak baby, kamu masih sakit. Luka di tangan kamu baru dijahit, belum bisa ke mana-mana dulu," tolak Honey menahan Badsha agar tak ke luar.

"Minggir!" bentak Badsha mendorong tubuh Honey hingga tersungkur ke lantai, setelahnya ia langsung ke luar dari ruang rawat.

"Baby tunggu, kamu pakai kursi roda aja ya?" cetus Honey membujuk Badsha.

"Cl, ya udah cepat sana ambil!" balas Badsha menyenderkan tubuhnya di pintu yang terbuka, ia merasakan pusing.

"Tunggu sebentar baby, kamu duduk dulu ya?" pinta Honey menuntun Badsha duduk di kursi depan ruang rawat.

Dengan segera Honey mencari kursi roda untuk Badsha, setelah mendapatkannya ia langsung membantu calon suaminya duduk di kursi dan membawanya ke ruang rawat Badai.

"Loh baby, ini mau ke mana?" tanya Rafkan yang juga datang ke rumah sakit setelah mendapatkan kabar tentang penembakan Badsha.

"Mau ke ruang rawat om Badai, Bang," jawab Honey melirik Badsha.

"Abang anterin ya?" usul Rafkan yang mendapatkan anggukan kepala oleh Honey, dengan segera ia mengambil alih kursi roda Badsha dan mendorongnya, "masih sakit lukanya, baby?" Rafkan bertanya saat mereka berada di lift.

"Agak denyut, Bang," jawab Badsha melirik lengannya yang terbungkus perban tanpa baju itu. Memang Badsha tidak memakai baju karena luka tembaknya yang belum kering.

"Nanti juga hilang denyutnya baby, dulu abang juga dapat," ucap Rafkan mengusap rambut Badsha.

"Dapat apa?" tanya Badsha mendongak.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang