Naysha

138 6 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter dua. ☺️

Jangan lupa selalu berikan vote, komen serta follow kalian. 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Tetap semangat membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup ini dan tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪

Oke segitu aja bacotnya ya, nanti kalian bosen duluan. 😅

Selamat membaca





Naysha Alghifhari namanya, seorang gadis cantik berhijab itu sedang sibuk memasukkan barang-barang ke dalam tas. Setelah selesai, ia ke luar dari kamarnya dan tak lupa mengunci pintunya.

"Loh mau ke mana, Kak?" tanya sang Mama, membuat langkahnya yang akan menuruni tangga terhenti, ia berbalik dan menghampiri Quinnsha, mamanya.

"Rupanya Mama di sini, Kakak kira di dapur," ucap Naysha menduduki sofa depan Quinnsha, "Kakak mau pergi sebentar, Mah," sambungnya melihat papanya yang sedang tidur di sofa dengan berbantalkan paha Quinnsha.

"Papa tidur?" tanya Naysha berbisik.

"Iya," jawab Quinnsha dengan tanpa suara disertai mengangguk tangannya ia gerakkan untuk mengelus rambut hitam legam sang suami, "mau pergi ke mana?" tanyanya berbisik.

"Eungh," lenguh Badai menggeliat, ia duselkan wajahnya di perut Quinnsha.

"Ke Gramedia, Mah," jawab Naysha ikut mengelus rambut sang Papa, ia terkekeh melihat Badai yang kembali terlelap dalam tidurnya, "papa suka dielus ya, Mah, rambutnya," ungkapnya berbisik.

"Iya, kalau udah dielus gini bisa berjam-jam tidurnya papa," balas Quinnsha terkekeh, "emang buku apa yang mau kakak cari?" tanyanya menatap putri kelimanya.

"Ada, Mah, novel baru dari penulis favorit kakak," jawab Naysha menghentikan elusannya pada rambut Badai.

"Oh, ya udah kamu berangkat sekarang aja keburu malam nanti," balas Quinnsha sedikit mengerjai suaminya dengan menjambak rambut Badai.

"Yang gak usah dijambak, sakit," gumam Badai dengan tangan semakin erat melingkar di pinggang sang istri.

"Ada Naysha, Pah," beber Quinnsha menggerak-gerakkan pahanya agar badai terbangun.

"Ya udah gak apa-apa sih, cuma Naysha aja kok. Kecuali kalau Badsha," imbuh Badai kembali tertidur.

"Ya udah, Mah, aku berangkat dulu," pamit Naysha menyalami punggung tangan Quinnsha.

"Hati-hati ya di jalan, Kak," pesan Quinnsha mengusap kepala Naysha.

"Iya, Mah, Assalamu'alaikum," salam Naysha meninggalkan orang tuanya.

"Waalaikumsalam," jawab Quinnsha melihat putrinya menuruni setiap anak tangga.

"Udah berangkat?" tanya Badai bangun dan duduk di samping Quinnsha.

"Loh kamu gak tidur?" tanya Quinnsha terkejut melihat Badai.

"Gak, yuk kita olahraga selagi rumah sepi," ajak Badai tersenyum smirk, ia menggendong Quinnsha ala bridal dan membawanya ke kamar.

"Mas!" peringat Quinnsha melototkan mata dengan tangan memukul bahu sang suami.

"Gak ada penolakan," balas Badai mengecup bibir sang istri.

"Ahh, Masshh."








★★★★★

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang