60. The Wedding Of Daysha And Arbani

12 0 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter enam puluh. ☺️

Gak nyangka udah enam puluh chapter aja dan sudah detik-detik menuju ending nih, semoga semangat bacanya dan jangan bosan ya. 🥳🎉

Jangan lupa vote, komen serta follow. 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪










Selamat membaca





"Mana sih nih orang, kok lama banget sih?" gerutu Daysha yang kesal karena ia sudah menghabiskan waktu hampir tiga jam hanya untuk menunggu Arbani.

Pria itu tadi menelpon Daysha ingin bertemu sekalian mencari pakaian nikah, namum sudah tiga jam anak gadisnya Badai itu menunggu di tempat mereka janjian untuk bertemu Arbani tidak kunjung datang. Sekedar mengabari saja tidak ada, padahal Daysha memiliki banyak pekerjaan di restorannya.

"Udah lah dibatalkan aja, mampus situ dia," putus Daysha bangkit dari duduknya lalu hendak pergi, namun suara Arbani yang tidak jauh membuat ia menoleh ke sumber suara.

"Maaf aku telat," ucap Arbani dengan nafas yang terputus-putus akibat berlari.

"Lama tau gak, udah gak usah cari gaun lagi. Besok aja!" balas Daysha yang sudah malas untuk pergi.

"Eh, gak boleh gitu dong. maaf aku tadi ada urusan mendadak sama papa aku," sanggah Arbani menahan Daysha yang hendak pergi.

Daysha menepis tangan sang calon suaminya, dirinya kembali duduk di kursi yang berada di sebuah restoran bagian luar.

"Maafin aku ya, aku gak tau kalau papaku datang tiba-tiba. Tadi aku ada sedikit masalah juga sama dia, maaf ya," ucap Arbani menggenggam tangan Daysha, dirinya terus menggumamkan kata maaf.

"Emang ada masalah apa kamu sama papa kamu?" tanya Daysha yang penasaran dengan masalah calon suaminya.

"Kepo?" goda Arbani menaik-turunkan alisnya.

"Gak usah jad–"

"Eh, iya-iya becanda, Sayang," canda Arbani memotong seruan Daysha yang hendak bangkit dengan senyuman manis, dirinya mengecup punggung tangan Daysha.

Mendengar kata sayang yang terucap dari mulutnya Arbani membuat pipi Daysha langsung merona, ia tidak pernah mendengar kata itu ke luar dari mulut seorang pria yang ditujukan untuknya. ditambah perlakuan pria didepannya ini membuat ia bertambah yakin kalau Arbani memang tepat untuk menjadi suaminya nanti.

"Ya udah aku ceritakan ya semuanya? tapi kamu jangan nangis kalau dengarnya," ucap Arbani masih menggenggam tangan sang kekasih, "jadi gini. Aku dari kecil udah gak akur sama kedua orang tuaku, ya mungkin dari umur 10 tahun. Jadi kejadian pertama itu, papa memergoki mama yang lagi selingkuh sama abangnya sendiri," sambungnya mulai menceritakan masa lalu.

Mendengar cerita sang kekasih mulai sedikit sensitif, Daysha langsung menggeser tempat duduknya agar lebih dekat dengan Arbani.

"Ngapain dekat-dekat? makin kepo ya?" tanya Arbani menggoda sang kekasih dengan alis naik-turun.

"Ck, gak usah godain. Lanjut aja," pinta Daysha menatap tajam Arbani.

"Oke, mulai saat itu mama jarang pulang, dia lebih sering menghabiskan waktunya bersama abangnya. Sampai aku diabaikan olehnya, papa juga demikian. Sampai nilai raport aku anjlok banget, mama sama papa marahin aku karena mereka dapat teguran dari guru sekolahku. Tapi yang paling parah marahi nya itu mama, dia sampai mukul aku. Ya mungkin karena dia gak mau aku ada, karena aku dia gak bisa pisah dari papa dan nikah sama selingkuhan," ucap Arbani tersenyum tipis.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang