22. Kecelakan

23 2 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter dua puluh dua.☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Tetap semangat membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup ini dan tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪


Selamat membaca





Sesudah memarkirkan mobilnya di parkiran rumah sakit, Gasha bergegas berlari menuju ruang UGD, ia melihat ada banyak orang yang sedang menunggu dokter ke luar.

"Pak, gimana kondisi mas Anggara?" tanya Gasha dengan mengatur nafasnya yang memburu akibat berlari.

"Mbak keluarga korban?" tanya balik Bapak-bapak yang duduk dan menghampiri Gasha.

"Iya pak, saya calon istrinya," jawab Gasha mengusap air matanya yang terus ke luar.

"Korban masih ditangani oleh dokter, Mbak." Bapak itu menjelaskan kronologi kecelakan yang dialami oleh Anggara. Dimulai dari Anggara yang menyetir dengan kencang sampai ada truk yang melaju dengan oleng di hadapan mobil Anggara. Anggara sontak membanting stir dan berakhir dirinya menabrak pohon.

"Terima kasih, Pak, atas bantuannya," ucap Gasha mengangguk dan terduduk di kursi tunggu.

"Sama-sama, Mbak, kalau gitu kami permisi. Untuk mobil korban, dibawa ke kantor polisi untuk di tindak lanjuti," balas bapak itu dan pamit bersama bapak-bapak yang lain.

"Mas kenapa bisa seperti ini?" gumam Gasha dengan lirih dan menelungkup 'kan wajahnya di tangan.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya dokter ke luar dari UGD. Gasha yang melihatnya langsung menghampiri sang dokter.

"Dok, gimana keadaan pasien?" tanya Gasha berharap kalau kondisi Anggara bakal baik-baik aja.

"Mbak ,keluarga pasien?" tanya balik dokter laki-laki itu.

"Saya calon suaminya dok, kenapa emangnya?" jawab Gasha menatap dokter penuh harap.

"Gini mbak, kondisi pasien saat ini belum bisa dikatakan baik. Karena benturan keras pada kepala pasien, menyebabkan calon suami mbak mendapatkan beberapa jahitan. Pasien juga bakal mengalami cidera pada kakinya yang mengharuskan ia berjalan menggunakan tongkat. Tulang tangan pasien juga patah yang mengharuskan ia mengenakan gendongan tangan, Mbak," jelas dokter tersebut yang membuat Gasha terkejut dan merasa prihatin dengan keadaan Anggara saat ini, "pasien juga harus dirawat beberapa hari untuk mendapatkan penanganan yang baik di sini," sambungnya tersenyum tipis.

"Terima kasih, Dok," balas Gasha mengusap air matanya.

"Sama-sama, Mbak, saya permisi." Dokter itu langsung pamit dan pergi dari hadapan Gasha.

"Aku harus telpon tante Tanisha," gumam Gasha mengeluarkan handphone dan langsung menelpon maminya Anggara untuk memberi kabar soal kondisi calon suaminya tersebut.








★★★★★

"Mas," panggil Quinnsha mendekati Badai yang asik dengan caturnya.

"Hm," deham Badai sebagai jawaban, ia masih fokus menyusun pion-pion catur dihadapannya.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang