32. Berubah

26 2 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter tiga puluh dua.☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪








Selamat membaca





"Adek mana?" tanya Badai ketika dirinya tidak melihat batang hidung putra sulungnya itu.

"Gak tau, mungkin di kamarnya, Pah," jawab Quinnsha yang duduk di sofa yang ada di kamar.

"Dia ada masalah ya sama Honey, Mah?" tanya Badai lagi dengan mendudukkan dirinya di kasur.

"Papa tau dari mana?" tanya balik Quinnsha meletakkan majalah yang ia baca ke atas meja depan sofa.

"Gak tau juga sih, soalnya tadi aku lihat dia kek menghindar dari Honey aja," jawab Badai menghampiri sang istri.

"Kamu tanya sendiri aja sama adek, Mas," balas Quinnsha tersenyum melihat sang suami yang berjalan ke luar kamar.

Badai mengetuk pintu kamar Badsha setelah ia sampai di depannya. "Dek, adek di dalam?" tanyanya.

"Masuk, Pah," jawab Badsha dari dalam kamar.

Badai membuka pintu kamar Badsha dan melihat sang anak tiduran di kasur sedang memainkan handphone.

"Dek, ngapain?" tanya Badai duduk di sebelah Badsha.

"Main handphone, Pah," jawab Badsha tanpa menatap sang Papa.

"Adek ada masalah sama Honey?" tanya Badai menarik handphone Badsha yang membuat putra sulungnya mendengus.

"Gak ada." Sambil menarik handphone-nya kembali dari tangan Badai, Badsha menjawab.

"Tadi papa lihat kamu menghindari Honey, ada apa?" tanya Badai melempar handphone badsha hingga hancur berkeping-keping.

"Papa, handphone ak–"

"Beli lagi!" ucap Badai memotong protesan Badsha, "jawab dulu pertanyaan papa!" pintanya menatap tajam sang anak yang cemberut.

"Dia buat adek tersedak daging rendang," jawab Badsha mengerucutkan bibirnya.

"Terus?"

"ya adek hampir mati, Pah!" sentak Badsha menjawab pertanyaan sang Papa.

Badai menggelengkan kepalanya, dirinya menarik tubuh Badsha yang sekarang tidak memakai baju itu kedalam pelukannya. "Adek 'kan gak sampai meninggal, jadi ngapain juga marah sama Honey, hm?" tanya mengelus rambut Badsha yang panjang.

"Gak tau, biarin aja. Masa hubungan adek sama dia gak ada masalah, mana enak," jawab Badsha yang nyaman dengan elusan tangan Badai pada rambutnya.

Badai menggelengkan kepalanya lagi, mendengar jawaban sang putra. Hanya karen gak ada masalah selama ini, Badsha buat masalah sendiri? "Aneh sekali kamu, Nak," gumamnya terkekeh seraya mengecup puncak kepala Badsha.

"Pah," panggil Badsha mendongakkan kepalanya yang membuat bibirnya bertemu dengan bibir tebar sang papa.

Badai menelan ludahnya susah payah dikarenakan dirinya sudah mengambil first kiss sang anak. Badsha juga demikian, dirinya membulatkan matanya shock.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang