34. Main

24 1 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter tiga puluh empat.☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪









Selamat membaca





"Eughh."

Suara lenguhan bangun tidur Gasha terdengar ke luar dari mulutnya, ia mengerjapkan matanya melihat sekeliling. Kerutan di kening Gasha terlihat ketika mendapati Anggara tertidur di atasnya.

Mata gadis yang sudah direnggut kesuciannya oleh Anggara itu membulatkan matanya ketika melihat keduanya telanjang.

Suara hantaman keras terdengar saat Gasha mendorong tubuh kekar Anggara hingga terjatuh ke lantai yang membuat sang empunya mengerang kesakitan dan terkejut.

"Argh," rintih Anggara memegang punggung dan pinggangnya yang nyeri akibat kerasnya lantai.

"Apa yang kamu lakuin, Anggara?!" bentak Gasha menatap tajam Anggara yang terkejut karena sang pacar bangun terlebih dahulu dari pada dirinya.

Padahal niat Anggara ingin bangun terlebih dahulu agar ia bisa memakaikan kembali pakaian Gasha sebelum sang pacar terbangun.

"Maaf, aku ngelakuin itu untuk kebaikan hubungan kita," balas Anggara mengusap tengkuknya.

"Kebaikan apa, aku tanya sama kamu, hah?!" bentak Gasha lagi sembari bangkit dari duduknya namun rasa perih di selangkangannya membuat ia merintih kesakitan, "aww argghh!"

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Anggara dengan nada khawatir seraya menyentuh lengan Gasha.

"Gak usah pegang-pegang!" hardik Gasha kembali mendorong Anggara, "jahat kamu, Anggara, aku gak nyangka sama kamu!" lanjutnya dengan mata berkaca-kaca.

"Maaf," sesal Anggara dengan lirih.

"Apa salah aku sama kamu, Anggara?! kenapa kamu ngotorin aku, hah?! gimana sama papa kalau ia tau soal ini?!" tanya Gasha dengan tangisannya yang menyayat hati.

Kepercayaan yang ia tanamkan selama ini pada Anggara kini telah hilang, musnah bersamaan dengan kesuciannya. Dirinya pikir Anggara tidak sama seperti pria di luar sana yang bisa menjaga pacarnya, ternyata itu salah. Salah besar.

"Aku akan tanggung jawab, aku akan nikahi kamu secepatnya, Sayang. Jangan nangis, aku akan hadapi semuanya. Aku janji," tutur Anggara bertekuk lutut di depan Gasha, "jangan nangis lagi, oke? kita mandi, terus pulang, ya. Untuk masalah ini jangan bilang sama siapapun, biarkan ini jadi rahasia kita berdua aja, oke?" sambungnya menghapus air mata Gasha, ia tarik sang kekasih ke dalam pelukannya seraya mengelus punggung bergetar itu.

"Aku pegang janji kamu," imbuh Gasha yang masih nangis di pelukan sang kekasih.

"Iya," jawab Anggara seraya mengangkat tubuh Gasha ke gendongan koala-nya lalu berjalan menuju kamar mandi.










★★★★★

"Harsha!" teriak Haikal mengejar Harsha yang terus berjalan seolah tidak mendengarkan panggilannya, "tunggu dulu," ucapnya mencekal lengan Harsha.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang