3. After Such A Long Time

1.3K 71 5
                                    

𖥔 Happy reading 𖥔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

3. After Such A Long Time

Seorang diri, Zoia berdiri di sebuah bangunan toko untuk berteduh dari hujan yang cukup deras. Sambil menunggu kekasihnya menjemput, hujan-hujan seperti ini memang cocok membuatnya mengenang masa lalu.

Sebelum menjadi kekasih lelaki yang sekarang, ia juga pernah satu kali berpacaran di masa sekolah. Awalnya mereka berhubungan hanya karena kesalahpahaman, tapi setelah dijalani, ternyata tak seburuk itu berpacaran dengan senior di masa sekolahnya dulu.

Dari segi fisik, lelaki itu memiliki paras tampan seperti seorang Persian, selalu memakai baju lengan panjang, dan bertumbuh tinggi sekitar 185 lebih—mungkin sekarang bertambah.

Sikapnya tegas tapi lembut, penuh perhatian, dan yang terpenting lelaki itu begitu menghormatinya. Terbukti, mantan kekasihnya itu selalu mengalah dan menemaninya di masa sulit.

Selama menjalin hubungan hingga hampir tujuh bulan lamanya, mereka tak pernah bertengkar hebat karena bisa dibilang tak ada yang egois di antara keduanya. Hubungan mereka sangat sempurna sampai ... suatu hari lelaki itu mengatakan suatu fakta besar yang ia sembunyikan tentang hubungan mereka.

Dari mana lelaki itu tahu mengetahuinya?

Saat lelaki itu marah dan lepas kendali, ia hanya bisa diam karena memaklumi hal itu terjadi. Ia memang bersalah dan ia pantas mendapatkan hukumannya. Namun ternyata kemarahan lelaki itu dan kecerobohannya membuat dirinya tidak bisa menikmati hubungan dengan kekasihnya yang sekarang.

"Aku kecewa padamu."

"Maafkan aku ...." Zoia sampai berlutut di hadapan lelaki itu.

"Kau pembohong."

Keputusannya benar bukan untuk segera mengakhiri hubungan setelah beberapa hari mereka berperang dingin? Lelaki itu kecewa dan marah padanya tentang fakta yang disembunyikan, sementara ia pun berakhir menyesal dan merasa bersalah kepada lelaki itu.

Tes, tes.

"Eh, kenapa aku menangis?" gumam Zoia sambil menghapus jejak air matanya.

Kegiatan perempuan itu seketika terhenti saat mendengar nada dering ponselnya. Ia mendapati beberapa pesan teks dari kekasihnya untuk setia menunggu. Ia mengetikan balasan lalu menyimpan kembali ponselnya ke dalam saku.

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang