38. Be My Girlfriend

413 35 1
                                    

pada intinya kalian jangan percaya sama Aarash ya wkwkwk.
di cerita ini aku bahkan gak nyeritain adegan ranjang Zoia-Aarash karena Aarash itu gila.
Aarash itu memiliki fantasi liar (liar bgt sampe bikin Allen nangis kalo tau) dan terobsesi pada tubuh Zoia aja karena selama ini gak bisa bangun kalo sama perempuan lain.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

38. Be My Girlfriend

Aarash tersenyum miring melihat Zoia yang sedang menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah berganti.

"Sudah siap?" tanya Aarash yang hanya diangguki Zoia sambil menunduk. Aarash semakin senang melihat suasana hati Zoia yang buruk. Ia tahu bahwa Zoia ingin marah namun hanya bisa ditahan.

Bagaimana tidak kesal, Aarash sampai lima kali tidak membiarkan Zoia klimaks. Rasanya sekarang ada yang mengganjal di area intimnya namun tak bisa dikeluarkan.

Rasanya lebih frustrasi daripada menahan kencing yang bisa dikeluarkan sembarang jika sudah kelewat tidak tahan.

"Omong-omong, lama sekali kau berganti pakaian. Aku kira kau akan memakai pakaian yang wah," komentar Aarash sambil menilik penampilan Zoia yang sederhana. Perempuan itu hanya menggunakan celana jeans panjang dengan kardigan putih milik perempuan itu sendiri yang dipakai ketika hari pertama mereka bertemu.

Dan ... entah berpura-pura tidak tahu atau memang tidak tahu, mana mungkin Aarash tidak melihat mata sembab Zoia yang seperti habis menangis.

Ya, saking frustrasinya, Zoia sampai menangis karena tidak bisa menyelesaikan hasratnya. Ia sebenarnya ingin bermain sendiri tapi waktu mana mungkin cukup karena Aarash sudah menekan untuk gerak cepat.

"Kau habis menangis?" tanya Aarash tepat sasaran namun lebih tepat seperti menggoda.

"T-Tidak," jawab Zoia dengan suara serak dan bergetar kesal.

"Kau kesal padaku?" Kali ini Aarash memasang wajah dinginnya membuat Zoia langsung panik.

"T-Tidak. Tentu tidak, Tuan."

"Kalau begitu pasang ekspresi terbaikmu. Jangan cemberut seperti itu," titah Aarash yang langsung diangguki Zoia.

Sepertinya lelaki itu sudah memasuki mode setelan pabrik.

***

Yang sedari tadi hanya bisa menahan perasaan kesal, perasaan Zoia saat ini sudah membaik berkat Aarash juga. Sekarang mereka sedang berada di area parkir basement suatu pusat perbelanjaan terbesar di kota.

Walau sudah melepas sabuk pengamannya, Zoia masih belum keluar dari mobil karena tidak boleh mendahului tuannya. Terlebih, ia tadi diberi intruksi sang tuan agar jangan turun dari mobil terlebih dahulu karena ada yang ingin dibicarakan oleh tuannya.

"Zoia."

"Ya?"

Sebelum mengatakan sesuatu, terlebih dahulu Aarash mengamati penampilan Zoia dan dirinya yang terlihat serasi. Baru kali ini ia juga memakai celana jeans milik Asher karena harus mengimbangi gaya pakaian Zoia.

"Mulai sekarang beraktinglah menjadi kekasihku."

"Apa?!"

"Mulai detik ini, kau bukanlah budakku dan aku bukanlah tuanmu. Kita sekarang adalah sepasang. Paham? Jadi, ubahlah gaya bicaramu, jangan memanggilku lagi dengan sebutan 'tuan'."

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang