49. Evil Plan

305 28 0
                                    

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

49. Evil Plan

"Apakah kau mencintaiku, Joy?"

Zoia mengangguk tegas, menjawab pertanyaan dari Allen.

"Kalau begitu patuhi aku. Pergilah dari kota ini sejauh mungkin atau dari negara ini jika bisa."

"Tapi aku tidak mau," rengek Zoia sambil mengelap hidungnya yang dipenuhi ingus.

"Jika kau masih di sini, aku yakin bukan hanya kau yang merasa sakit, tapi aku juga."

"Tidak bisakah kita berdua saja yang pergi?"

"Tidak. Karena Aarash atau Asher bisa menjadi pengkhianat bagi kita berdua."

Zoia hanya menunduk karena bingung.

"Kau mau mematuhiku, 'kan?"

Sayangnya, Zoia menggeleng membuat Allen menggeram kesal.

"Kau akan dijadikan istri oleh ayahku, Joy!" Allen kelepasan membentak karena Zoia tak kunjung paham akan kekhawatirannya.

"Aku menolak menikah denganmu sudah pasti ada alasannya, Joy."

"..."

"Aku tidak bisa menolak perjodohan, kau juga tidak bisa menolak ajakan menikah ayahku nanti."

"Aku tidak mau. Aku hanya ingin menjadi istrimu ...."

"Begitu pun aku. Aku hanya ingin menjadi suamimu, aku hanya ingin kau yang menjadi istriku satu-satunya." Allen mengelus pipi Zoia yang basah.

"Aku mengerti." Zoia menatap dengan keyakinan di matanya. "Aku akan pergi dari negara ini tapi dengan satu syarat."

"Apa?"

"Sebelum aku pergi, tolong nikahi aku."

Allen melotot kemudian menelan ludah.

"Bagaimana bisa?

"Bisa. Kita harus menikah dan memiliki anak secepatnya. Aku tidak keberatan pergi dalam keadaan hamil. Yang terpenting aku berhasil menjadi istrimu dan berhasil menjadi ibu dari anak-anakmu," ucap Zoia dengan mata yang berapi-api.

"Kau egois. Kau menyakiti dirimu sendiri."

"Memang. Aku tidak peduli, dan kau harus menuruti keinginanku."

"Joy, tapi kita akan berpisah dalam waktu yang lama. Bagaimana jika aku dijodohkan dengan perempuan lain di mana statusku adalah suamimu?"

"Maka kau harus egois. Kau jangan jadi pengecut. Beranilah seperti Aarash."

Ya, terkadang Allen pun iri pada sikap Aarash yang menurutnya memiliki keberanian tinggi. Saking tingginya keberanian itu, Aarash tak takut apa pun termasuk kematian.

"Temui aku dan anakmu ketika kau sudah sembuh total."

Cup.

Zoia mengecup bibir Allen.

"Maaf, aku harus kabur sementara kau yang menghadapi masalah di sini. Tapi aku yakin kau bisa melakukannya."

"Baiklah, aku setuju dengan rencana pernikahan. Hari ini kita akan menemui keluargamu untuk meminta restu menikah."

Zoia tersenyum karena Allen menyetujui rencananya.

***

"Ibumu dirawat di rumah sakit ini, 'kan?" Allen menunjukkan sebuah alamat rumah sakit yang ditulis di buku hariannya.

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang