43. Nauseous

390 30 5
                                    

halo, guys. apa kabar? udah seminggu aku gak update karena hampir 2 minggu pula aku sama sekali gak ngetik bab terbaru.
buat yg bacanya di KK dan NBJ, mohon bersabar ya ... hehehe.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

43. Nauseous

Pagi telah tiba. Zoia terbangun dari tidurnya lalu segera melihat jam weker yang berada di atas nakas. Ia terkejut dan segera bangkit dari posisi setelah melihat waktu yang sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi.

"Sshh." Zoia mendesis sambil memegangi kepalanya. Kepalanya terasa berat efek mengubah posisi dari berbaring menjadi tiba-tiba berdiri.

Setelah rasa sakitnya mereda, Zoia kembali melangkah tanpa mengganti gaun tidurnya menjadi seragam maid. Ia sama sekali tak memikirkan hal itu karena fokusnya hanya pada harus melayani sang tuan.

Dengan terengah-engah, Zoia tiba di area ruang makan dan mendapati sang tuan sudah menyesaikan aktivitas sarapannya. Lelaki itu terlihat sedang mengelap ujung bibirnya menggunakan serbet.

Tidak sendirian, ternyata sang tuan ditemani oleh Noir yang saat ini sedang membereskan meja makan bekas sarapan. Oh, ternyata Noir yang pagi ini membuatkan sarapan untuk Aarash, ya.

"M-Maafkan aku ...," cicit Zoia dengan tatapan takut melihat ke arah Aarash yang saat ini sudah beranjak dari tempat.

"Aku lupa memasang alarm, jadi ... aku bangun kesiangan."

Oh, Zoia melupakan keformalannya. Dan Aarash sudah terlihat seperti iblis saat ini.

Mata lelaki itu terlihat melotot namun bukan karena amarah atas keterlambatan Zoia, melainkan terkejut, kesal, dan kepanasan karena melihat penampilan Zoia di pagi ini.

"Kau ...," desis Aarash sambil melangkah cepat ke arah Zoia. Noir yang tadinya memperhatikan, segera melanjutkan aktivitasnya kembali sambil membatin di dalam hati akan keselamatan Zoia.

Poor Zoia.

"Apa-apaan pakaianmu, b*tch!" bentak Aarash sampai membuat Zoia berjengit kaget dan memejamkan mata.

"Aku tidak menyangka kau akan semurahan ini!"

Zoia melirik dirinya sendiri lalu terkejut melihat penampilannya. Refleks, ia menutup bagian dadanya sendiri yang ternyata terpampang bebas hingga putingnya hampir kelihatan.

"Tidak hanya aku, Roan dan Elias, sekarang kau ingin menggoda Noir juga?"

"Tidak!" jawab Zoia begitu cepat dan sedikit membentak. "A-Aku bahkan tidak tahu dia akan datang pagi ini."

"Alasan!"

Zoia menggeleng-gelengkan kepala. Namun tangannya sudah ditarik oleh Aarash secara kasar. Lelaki itu menyeretnya ke dalam kamar.

"Jadi, kau ingin merasakan ini, hah?!" Aarash meremas payudara Zoia yang tanpa dalaman. Lelaki itu menyusupkan tangannya ke dalam pakaian, sehingga bisa menyentuh benda lembut itu dengan langsung alias kulit bertemu kulit.

"Ngh ... l-lepaskan." Zoia berusaha menepis tangan Aarash namun tidak bisa. Parahnya, sekarang lelaki itu justru menambah rangsangan dengan menggesek-gesekkan lutut ke selangkangan Zoia.

"Ouh ...." Zoia merutuki dirinya sendiri yang merasa kegelian dengan meliuk-liukkan tubuh.

"Lepaskan, brengsek!" Akhirnya Zoia berani melawan Aarash dengan cara mendorong tubuh lelaki itu sekuat tenaga dan sedikit kesulitan. Bagaimana tidak, lutut lelaki itu dan segala kecabulannya membuat dirinya tidak bisa berdiri dengan benar.

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang