47. Hold or Return

313 24 1
                                    

Bagi kalian yang baca cerita ini duluan di KK mau
pun NBJ, tenang aja, kalian gak bakal rugi karena beberapa bab menuju ending cerita ini akan segera di hapus setelah beberapa jam bab terakhir di update,

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

47. Hold or Return

"Kenapa kau menyerah?!" Zoia terlihat tidak terima sambil mengguncang kedua bahu Allen.

"Karena alasanku hidup sudah tidak ada saat itu, Joy!" Intonsi suara Allen meninggi membuat Zoia tersentak.

"Daripada melihatmu bersama lelaki lain, lebih baik aku menghilang saja dari muka bumi. Daripada membiarkanmu bertemu dengan kepribadian-kepribadianku yang lain, lebih baik aku mencegahnya sebelum hal buruk terjadi. Dan lihatlah sekarang, Aarash menyiksamu, bukan?"

Zoia tak berkutik karena semua yang dikatakan Allen ada benarnya juga.

"Tapi aku yakin kau bisa sembuh."

"Ya, selama penyembuhan aku tidak ingin kita bertemu sampai kepribadianku yang lain menghilang. Tapi sampai kapan, Joy? Pasti butuh beberapa tahun hingga aku benar-benar sembuh total."

Mata Allen mulai berkaca-kaca karena frustrasi.

"Setengah tahun setelah kita putus, sebenarnya aku ingin menemuimu. Aku ingin kau menemani masa penyembuhanku. Tapi saat itu aku melihatmu bersama Roan. Kalian terlihat begitu dekat."

"..."

Kenapa Allen masih mengingat peristiwa tersebut? Karena ia menulisnya di buku harian sehingga selalu mengingat bahwa Zoia sudah memiliki lelaki lain.

"Aku yakin kau tidak mau bersamaku lagi setelah mengetahui bahwa aku memiliki kelainan."

Zoia menggeleng tegas dengan air mata yang sudah mengucur deras.

"Aku tidak yakin bahwa kau sabar menunggu hingga aku benar-benar sembuh total."

"..."

"Sejak saat itu, aku menyerah, Joy. Alasan hidupku sudah direnggut oleh lelaki lain."

"Hiks, hiks." Zoia tidak bisa berucap apa pun karena terlalu sibuk menangis.

"Jangan ... tinggalkan ... aku lagi ...," ucap Zoia terbata-bata sambil memeluk Allen.

"Sekarang tinggal kau yang menceritakan alasan kita putus." Allen mendorong bahu Zoia kerena ingin menatap mata sang pujaan hati.

"Aku malu ...." Zoia menggeleng.

"Tolong, Joy. Aku sangat penasaran akan hal itu," pinta Allen begitu geregetan.

"Aku perempuan hina ... Aku pantas dihukum olehmu."

"Joy!" bentak Allen berusaha menyadarkan Zoia.

"Aku takut kau kecewa dan marah."

"Tidak akan."

"Tidak akan?"

"Tidak akan."

Zoia mengelap hidungnya terlebih dahulu karena terdapat ingus. Setelah siap dan beberapa kali mengatur napas, Zoia pun menceritakan segalanya dengan rinci.

Dimulai dari surat cinta yang salah loker, Allen yang salah paham hingga mereka mulai berpacaran karena Zoia menerima cinta Allen karena kasihan, Allen yang mulai berubah, Zoia yang ceroboh menerima kehadiran Roan dengan alasan kesepian, sampai Aarash yang menghukum dirinya hingga Zoia memutuskan untuk mengakhiri hubungan.

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang