27. Debt?

398 35 5
                                    

maaf guys kemarin gak update. you know lah, hehehe.
btw, kalian harus rajin vote ya biar aku tau ada yg nungguin cerita ini.
kalo banyak yg komen dan vote, aku juga pasti lebih semangat update dan ngeusahain biar gak ketiduran terus.

kalo banyak yg komen dan vote, aku juga pasti lebih semangat update dan ngeusahain biar gak ketiduran terus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

27. Debt?

Akhir-akhir ini Zoia sering berdiam diri di rumah karena harus merawat Ophelia yang sakit. Zoia curiga ibu angkatnya jatuh sakit karena terlalu banyak pikiran.

"Enak sekali punya anak perempuan, ya," ucap Ophelia ketika Zoia menyuapinya makan. "Lihatlah anak lelakiku tidak mau merawatku saat sakit."

"Tapi Brian harus membantu Papa."

"Ya, makanya aku sedari dulu ingin sekali memiliki anak perempuan. Untung saja kau mau menjadi anakku."

"Aku senang sekali menjadi anakmu, Mama. Entah harus dengan cara apa aku berterima kasih kepada kalian."

"Cukup turuti kemauanku saja. Seperti berbelanja, berdandan, ikut dalam perkumpulan perempuan sosialita, dan lain-lain."

Zoia hanya tertawa karena menurutnya keinginan Ophelia cukup berat baginya, terutama di bagian ikut perkumpulan perempuan sosialita.

"Kalau begitu cepat sembuh, Mama. Nanti kita bisa melakukan semua itu."

Ophelia terlihat berbinar dan menerima suapan Zoia dengan semangat agar bisa cepat sembuh.

Sambil menyuapi dan memberi obat, Zoia merasa kasihan kepada Ophelia. Akhir-akhir ini ayah dan kakak angkatnya sering terlambat karena lembur kerja. Jadi, tidak hanya ibu angkatnya saja yang sedang banyak pikiran, tetapi satu keluarga pun sepertinya sedang dilanda masalah yang tak diketahui oleh Zoia.

"Sudah selesai. Selamat beristirahat, Mama." Zoia menaikkan selimut hingga batas dada Ophelia kemudian mengecup pipi perempuan paruh baya tersebut sebelum meninggalkannya.

***

Hari ini Zoia sudah resmi lulus dan gelar bachelor-nya berhasil didapatkan tepat waktu. Beruntungnya, ayah angkatnya, ibu angkatnya, dan kekasihnya dapat meluangkan waktu untuk hadir diacara wisuda.

Malamnya pun Zoia diizinkan untuk bermain sepuasnya bersama teman-teman kuliahnya sebagai acara perpisahan—lebih tepatnya acara penyambutan kehidupan dewasa.

Zoia asyik bermain di luar rumah hingga tengah malam dan tidak tahu ada seseorang mendatangi kediaman Bronson. Seseorang itu adalah lelaki yang selama ini pernah Zoia cari dan harapkan namun saat ini datang ke rumah bukan untuk menemui Zoia.

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang