7. Mr. Loen?

797 45 11
                                    

Jangan lupa vote dan komen, ya, sayang-sayangku 😚

Jangan lupa vote dan komen, ya, sayang-sayangku 😚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𖥔 Happy reading 𖥔

••──── ⋆✦⋆ ────••

7. Mr. Loen?

Hiks, hiks.

Suara tangisan seorang lelaki dewasa namun lebih terdengar seperti anak kecil memenuhi suatu kamar.

"Kenapa Joy memutuskanku, Noir ...?" rengek lelaki itu sambil membenamkan wajahnya ke perut lelaki lain berambut panjang.

Posisinya, si tuan muda sedang berbaring berbantalkan paha asisten pribadinya dan menghadap ke arah perut.

"Aku tidak mau putus ...."

Lelaki berambut panjang bernama Noir itu hanya bisa mengusap-usap kepala tuan mudanya.

Ia sudah tidak aneh lagi melihat tuan mudanya menangis seperti anak kecil ketika mengingat atau bertemu dengan perempuan yang sering disapa 'Joy'.

Ceklek.

Pintu kamar terbuka menampilkan seorang lelaki dewasa dengan penutup sebelah mata.

"Tuan Atlas?" tanya Redd tanpa suara yang jawab gelengan kepala oleh Noir.

Walau pun tuan mudanya tergolong kumat lagi, tapi ia menghela napas lega karena usaha dan terapi tuan mudanya sedikit demi sedikit berhasil.

Perkembangannya adalah tuan mudanya tidak akan hilang ingatan lagi ketika kepribadiannya menjadi anak kecil yang manja dan cengeng.

Redd menghampiri mereka berdua lebih dekat dan mendapati tuan mudanya sudah semakin tenang.

"Saya hanya ingin mengingatkan bahwa siang nanti Anda memiliki jadwal kuliah, Tuan Muda, lalu dilanjut jadwal terapi nanti sore."

"Aku ingin tidur sebentar. Nanti kalian bangunkan saja aku."

"Baiklah," jawab Redd. Sementara Noir sekarang sedang menepuk pundak tuan mudanya. Kemudian ia menggerakkan tangannya untuk berkomunikasi dengan sang tuan.

Ya, Noir itu tunawicara. Maka dari itu ia selalu menggunakan bahasa isyarat ketika berinteraksi.

"Iya," jawab tuan muda karena mengerti apa yang disampaikan Noir. Pada intinya, Noir menawarkan diri untuk menemani tuan mudanya tidur dan si tuan muda mengiyakannya.

Jika dalam mode manja seperti ini, sang tuan muda memang selalu ingin ditemani—baik oleh perempuan atau laki-laki. Biasanya yang sering menemaninya adalah Redd, Noir, dan perempuan paruh baya yang merupakan kepala pelayan di mansion utama keluarga Loen.

Redd tidak sadar menitikkan air matanya saat melihat punggung kekar tuan mudanya yang terlihat rapuh tersebut. Ia bersyukur melihat tuan mudanya bisa bertahan sampai saat ini namun juga tidak kuat melihat tuan mudanya memaksa bertahan.

PrisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang